Krisis Finansial di Lebanon Berlanjut

Ratusan warga Lebanon menggelar aksi unjuk rasa di Beirut dan wilayah-wilayah lain.

EPA-EFE/WAEL HAMZEH
Nasabah bank memprotes penutupan bank yang terus menerus dan terhadap pembatasan tidak resmi pada penarikan tunai dan kerusakan dari kondisi ekonomi di Lebanon.
Red: Wisnu Aji Prasetiyo

REPUBLIKA.CO.ID, LEBANON — Ratusan warga Lebanon menggelar aksi unjuk rasa di Beirut dan wilayah-wilayah lain.


Mereka membakar ban serta merusak pintu dan pagar bank untuk memprotes hilangnya deposit mereka. Lebanon telah mengalami krisis finansial yang parah sejak Oktober 2019, memaksa bank-bank untuk membatasi penarikan deposit dalam mata uang dolar AS dan pound Lebanon.

Hal itu menyebabkan lebih dari 80 persen populasi negara itu jatuh dalam kemiskinan. Krisis Lebanon kian diperparah oleh tidak adanya sosok presiden dan pemerintahan yang efektif yang mampu mengimplementasikan reformasi struktural untuk membuka akses ke bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan menempatkan negara itu di jalur pemulihan.

 

 

Video Editor | Wisnu Aji Prasetiyo

 

sumber : Xinhua
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler