Mentan Dorong Polbangtan Cetak Guru Besar Pertanian
Kementan mengukuhkan dosen Polbangtan Bogor menjadi guru besar.
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kementerian Pertanian (Kementan) mengukuhkan Dosen Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor Lukman Effendy sebagai Guru Besar di bidang penyuluhan. Sejak didirikan pada 2018 lalu, pengukuhan ini menandai kali pertama Polbangtan memiliki guru besar. Kehadiran guru besar Polbangtan pertama ini turut disambut positif oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Ia mengharapkan Polbangtan bisa segera melahirkan profesor baru. “Sebuah institusi pendidikan akan semakin baik bila memiliki banyak guru besar. Oleh karena itu, saya mengharapkan Polbangtan bisa segera menghadirkan profesor-profesor lainnya setelah ini,” ungkap Syahrul saat memberikan sambutan pada prosesi pengukuhan di Polbangtan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (17/2/2023) sore.
Menurut Syahrul, Polbangtan menjadi institusi yang sangat penting bagi bangsa. Polbangtan memiliki peran strategis karena pendidikan menjadi standar penting dalam pembangunan pertanian.
“Pendidikan berperan dalam membangun pertanian yang kokoh dan juga menjadikan Indonesia negara yang hebat,” tegasnya.
Ia pun berharap Polbangtan dapat hadir di setiap provinsi. Ke depannya, Polbangtan bisa memiliki coaching clinic bagi para penyuluh.
“Kita bisa memperbaiki keadaan jika intelektual kita perkuat. Pertanian membutuhkan akselerasi. Pertanian tidak boleh ada campur tangan. Kita tidak boleh main-main dengan pertanian,” ujarnya.
Merespons orasi ilmiah yang disampaikan Lukman dengan judul “Penyuluhan: pendidikan bagi petani untuk ketahanan pangan berkelanjutan”, Syahrul menyebutkan penyuluh memiliki peran penting di sektor pertanian.
“Untuk itu, riset harus terus dikembangkan. Penyuluhan pun harus bisa memanfaatkan sistem digital,” terangnya.
Pada orasi ilmiahnya, Lukman Effendy menyebutkan, untuk mencapai ketahanan pangan berkelanjutan, diperlukan petani yang memiliki kemampuan dalam mengelola usaha tani secara menyeluruh.
“Tidak hanya kemampuan budi daya, akan tetapi harus mempersiapkan sarana produksi, pemilihan teknologi yang dianjurkan, pengelolaan pertanaman, penanganan panen dan pasca panen, serta pemasaran hasil,” ujar Lukman.
Untuk menguatkan kemampuan petani tersebut, penyuluhan perlu terus diperbaiki, baik dari sisi metode hingga media penyampaiannya. “Kita harus perbaiki penyuluhannya. Materi penyuluhan harus diformulasi sesuai kebutuhan petani, bukan berdasarkan keinginan,” ujarnya.
Lukman juga menyebutkan media penyuluhan yang digunakan tidak hanya media konvensional. “Kita juga harus memanfaatkan media sosial berbasis internet,” ujarnya.