Bruce Willis Kena Demensia, Anggota Keluarganya Dikabarkan Menjadi Lebih Erat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Awal pekan ini, pihak keluarga mengumumkan aktor Bruce Willis telah didiagnosis dengan demensia frontotemporal (FTD). Menurut seorang sumber dalam, masalah kesehatan tersebut rupanya justru telah membuat keluarga sang aktor menjadi lebih dekat dibandingkan sebelumnya.

Di tengah kesehatan suaminya yang memburuk, Emma Heming Willis, disebut punya cara tersendiri dalam menghadapi hal itu. Emma pun berusaha memastikan putri mereka Mabel (10 tahun) dan Evelyn (delapan) akan mengingat ayah mereka sebagai sosok "ayah yang luar biasa dan menyenangkan".

Emma juga tidak sendirian karena ia memiliki "sistem pendukung terbesar", termasuk dari mantan istri Bruce, yakni Demi Moore. Begitu juga dari anak-anak Bruce lainnya, yakni Rumer Willis (34), Scout Willis (31), dan Tallulah Willis (29).

"Emma sangat bersyukur dengan adanya orang-orang di sekitar dia," kata seorang sumber kepada majalah People.

Sumber dalam itu juga menyebut bahwa Emma ingin berusaha membuat sebanyak mungkin kenangan positif. Dikutip dari Ace Showbiz, Ahad (19/2/2023), dia ingin anak-anaknya mengingat Bruce sebagai ayah yang luar biasa dan menyenangkan dan memiliki kenangan terbaik tentang sang ayah.

Scout, putri kedua Bruce dan Demi Moore, belum lama ini, mengakui bahwa dirinya "terkesima" dengan banyaknya curahan cinta yang ditunjukkan untuk aktor Die Hard itu. Melalui Instagram Story-nya, Scout mengunggah sebuah postingan beberapa jam setelah diagnosis sang ayah diumumkan.

"Merasa lelah secara emosional dan sedikit kewalahan, namun juga terkesima dengan cinta yang dimiliki banyak orang untuk ayah saya," kata Scout.

Sang adik, Tallulah, juga membagikan ulang unggahan Scout. Dia menyebut merasakan cinta yang melimpah untuk sang ayah dan keluarganya.

Rumer kemudian ikut membagikan postingan Tallulah. Dia merasa sangat bersyukur dan kagum akan cinta untuk keluarganya dan juga sang ayah.

Bruce Willis yang kini berusia 67 tahun mengalami kondisi langka yang memengaruhi kurang dari lima persen dari semua kasus demensia. Kondisi ini memengaruhi lobus otak di belakang dahi yang berhubungan dengan perilaku, pemecahan masalah, perencanaan, dan emosi.

Gejalanya dapat berupa perubahan kepribadian, seperti tampak kasar, tidak peduli dengan sekitar, dan tidak simpatik, bersamaan dengan gerakan kompulsif yang berulang. Penderitanya juga punya perilaku hoarding (kesulitan membuang atau berpisah dengan harta benda), dan terobsesi, serta mendambakan makanan yang tidak sehat.

Ikuti Whatsapp Channel Republika