Pemprov Jateng Prioritaskan Kelompok Rentan dalam Percepatan Penurunan Kemiskinan

Perempuan dan anak termasuk dalam kelompok rentan yang miliki ketergantungan ekonomi

Muhammad Noor Alfian
Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengaku memprioritaskan kelompok rentan, yakni perempuan, anak, dan disabilitas dalam upaya pembangunan dan pengembangan daerah. Ganjar menilai kelompok rentan perlu mendapat perhatian khusus dan prioritas dalam persoalan kemiskinan di Jateng.
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengaku memprioritaskan kelompok rentan, yakni perempuan, anak, dan disabilitas dalam upaya pembangunan dan pengembangan daerah. Ganjar menilai kelompok rentan perlu mendapat perhatian khusus dan prioritas dalam persoalan kemiskinan di Jateng.


“Setiap Musrenbang di Jateng, kelompok perempuan dan anak serta disabilitas saya dahulukan. Inilah tindakan afirmasi dalam pengambilan keputusan,” ujar Ganjar dalam siaran pers, Senin (20/2/2023).

Perempuan dan anak-anak termasuk dalam kelompok rentan karena cenderung memiliki ketergantungan ekonomi yang lebih besar pada orang lain. Ketika hidup dalam kemiskinan, perempuan dan anak-anak seringkali menjadi korban yang paling terdampak.

Karena itu, upaya untuk mengurangi kemiskinan dan memperkuat kemandirian ekonomi kelompok rentan sangat penting. Ganjar menggagas inovasi untuk dua kelompok rentan tersebut, yakni Sekolah Perempuan Cerdas Zaman Now (Serat Kartini) dan Mencegah Stunting pada Kelompok Rentan (Ceting Ketan).

Serat Kartini menyasar perempuan berstatus kepala keluarga, penyintas Covid-19, korban kekerasan, korban bencana, penyandang disabilitas, PGOT, bahkan kategori ODHA. Inovasi tersebut memberdayakan perempuan kelompok rentan lewat jaring pelatihan wirausaha. Sedangkan Ceting Ketan menurunkan angka stunting di Jateng.

Program Peningkatan Produktivitas Ekonomi Perempuan (PPEP) dan Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Proses Pengambilan Keputusan dalam implementasi Serat Kartini digeber untuk perempuan rentan di desa-desa. Sementara Ceting Ketan bermuara tercapainya kondisi kesehatan nan prima dan kesejahteraan keluarga lewat pelayanan KB dan pendampingan kesehatan ibu serta balita.

Di Jateng, PPEP mengalami lompatan pada tahun 2020, ketika masa pandemi Covid-19. Di mana, pada 2019 baru ada tiga desa di tiga kabupaten yang dintervensi, namun berhasil digenjot pada 2020 menjadi 1.701 desa di 35 kabupaten/kota. Tahun 2021 dan 2022 program pemberdayaan kelompok perempuan rentan berlanjut dengan jumlah yang ditangani sama yaitu 130 desa di 35 kabupaten/kota.

Ketua Jaringan Perempuan Usaha Kecil (Jarpuk) Kabupaten Wonosobo, sekaligus Pendamping PPEP Nuke Maya Kurnianingsih menilai program PPEP yang masif digerakkan sangat dirasakan. Sebab, program itu dinilai membuat perempuan di desa menjadi lebih berdaya dan mandiri.

"Mereka tak lagi hanya sebagai ibu rumah tangga yang berpangku tangan, tapi perempuan produktif yang menghasilkan produk-produk hasil pelatihan seperti batik ecoprint dan anyaman besek tenong dan keranjang," kata Nuke.

Ada berbagai model pendampingan dilakukan lewat PPEP dan Industri Rumah Tangga. Mulai membantu mengurus perizinan, mendorong ide-ide baru usaha, dan membuka jejaring dalam pasar online. Saat ini sekitar 1.500 perempuan rentan dari 15 kecamatan, 12 kelurahan, dan 16 desa yang dibina Jarpuk.

Kepala Dinas  DP3AP2AKB  Jateng Retno Sudewi menambahkan, program PPEP melatih keterampilan teknis usaha ekonomi produktif, baik olahan pangan maupun non- olahan pangan atau keterampilan lain dengan memperhatikan potensi dan kearifan lokal.

Beberapa pelatihan yang telah dilaksanakan di antaranya pembuatan sandal hotel, pelatihan hidroponik, pelatihan rias wajah, pelatihan olahan pangan, pembuatan sabun, pengolahan kopi dan barista, batik ecoprint,  pembuatan keramik, dan lain sebagainya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler