Cina Ingatkan AS tak Perlu Dikte Negaranya Soal Krisis Ukraina

Cina akan mencari penyelesaian politik dari krisis Ukraina.

washingtonote
Bendera Cina-Amerika. Kementerian Luar Negeri Cina mengingatkan Amerika Serikat (AS) soal berbagai tuduhan yang dialamatkan ke Cina soal memasok senjata ke Rusia, untuk menyerang Ukraina.
Rep: Amri Amrullah Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Luar Negeri Cina mengingatkan Amerika Serikat (AS) soal berbagai tuduhan yang dialamatkan ke Cina soal memasok senjata ke Rusia, untuk menyerang Ukraina. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin mengatakan AS tidak perlu mendikte Cina soal atasi perang Ukraina, karena bukan Cina yang telah memasok senjata di perang Ukraina, tapi justru AS yang telah melakukannya.

Baca Juga


"Kami tidak akan pernah mendukung tudingan, atau bahkan paksaan dan tekanan dari Amerika Serikat (AS) pada hubungan kami dengan Rusia," kata Wang pada jumpa pers rutin, yang dilansir dari Xinhua, Selasa (21/2/2023).

Hal itu terkait tuduhan mengenai masalah perang di Ukraina, dan posisi Cina bermuara pada mendukung pembicaraan untuk perdamaian. Menurut Wang, masyarakat internasional sepenuhnya menyadari, siapa yang menyerukan dialog dan berjuang untuk perdamaian. "Siapa yang mengobarkan api dan mengobarkan konfrontasi," katanya.

Dia mendesak pihak AS untuk secara serius merenungkan peran yang telah dimainkannya. Yakni melakukan sesuatu untuk benar-benar membantu meredakan situasi dan mempromosikan pembicaraan damai. Bukan justru turut serta menjadi bagian yang membelokkan kesalahan dan menyebarkan disinformasi.

Wang mengatakan Cina akan tetap teguh di sisi perdamaian dan dialog, dan memainkan peran konstruktif dalam meredakan situasi di Ukraina. Apalagi dalam rangka memperingatkan tanda satu tahun dari krisis Ukraina hanya beberapa hari lagi, Wang mengatakan Cina akan merilis dokumen posisi mencari penyelesaian politik dari krisis Ukraina.

Dokumen tersebut akan menegaskan kembali rencana penting Presiden Xi Jinping, termasuk menghormati kedaulatan dan integritas wilayah semua negara. Yakni menjunjung tinggi tujuan dan prinsip Piagam PBB, menganggap serius masalah keamanan yang sah dari semua negara, dan mendukung semua upaya perdamaian yang kondusif untuk resolusi damai saat krisis.

Dokumen tersebut akan menggarisbawahi lagi bahwa perang nuklir tidak boleh dilakukan dan tidak akan pernah bisa dimenangkan, menurut juru bicara tersebut. "Kami juga menyerukan upaya untuk memastikan keamanan fasilitas nuklir sipil dan melawan serangan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir, dan bersama-sama menentang penggunaan senjata biokimia," katanya.

“Semakin kompleks situasinya, semakin besar kebutuhan untuk bersikap tenang dan praktis. Semakin lama pertempuran berlarut-larut, semakin kritis kita tidak menyerah dalam upaya mengupayakan perdamaian. Cina berharap dapat bekerja sama dengan semua pihak untuk melanjutkan upaya sehingga perdamaian akan menang pada tanggal awal," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler