Sampah Plastik di Kota Bogor Berkurang 14 Persen

Dinas LH Kota Bogor mengeklaim sampah plastik di wilayah itu berkurang 14 persen.

Republika/Dedy D Nasution
Sampah berserakan di Kali Ciomas, Kelurahan Ciomas Rahayu, Kecamatan Ciomas, Bogor. Dinas LH Kota Bogor mengeklaim sampah plastik di wilayah itu berkurang 14 persen.
Rep: Shabrina Zakaria Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Sejak diterapkan Peraturan Wali Kota (Perwali) Bogor Nomor 61 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik, sampah plastik di Kota Bogor semakin berkurang. Dari data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor, sampah plastik di Kota Bogor berkurang 14 persen.

Baca Juga


Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, menilai penerapan Perwali 61/2018 ini sangat efektif. Hal itu merujuk pada berkurangnya sampah plastik di Kota Bogor.

“Sudah sangat efektif. Kan kita bicara data, datanya berkurang 14 persen. Iya kalau dilihat dari angkanya sudah efektif,” kata Bima Arya, Ahad (26/2/2023).

Kendati demikian, Bima Arya menegaskan, pengurangan penggunaan kantong plastik ini diterapkan pada sektor perbelanjaan modern. Seperti supermarket maupun minimarket yang ada di wilayah Kota Bogor.

Pantauan Republika, seluruh supermarket dan minimarket di Kota Bogor sudah tidak lagi menggunakan dan menyediakan kantong plastik. Bahkan sejumlah gerai makanan dan minuman juga tidak lagi menyediakan kantong plastik, melainkan menjual tas reusable atau yang bisa digunakan ulang.

“Yang berkurang adalah penggunaan untuk belanja, kan kita bukan memaksa produsen. Itu bukan ranah Wali Kota, nggak bisa,” tegasnya.

Di samping itu, politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini menyebutkan, tantangan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor saat ini ialah menerapkan pengurangan penggunaan kantong plastik di pasar tradisional. Menurutnya, hal itu tidaklah mudah.

Sebab, kata Bima Arya, pengurangan penggunaan kantong plastik mudah diterapkan di toko modern dengan menggunakan tas reusable. Berbeda dengan barang belanjaan di pasar tradisional, yang mayoritas merupakan bahan mentah.

“Kalau di pasar tradisional, belanja ikan, cabai, sambal, itu agak susah. Dan tas itu (reusable) masih agak mahal. Jadi itu, harus kolaborasi dan inovasi,” tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler