Sejak Mualaf, David Suka Baca Buku Gus Dur dan Kunjungi Makam Tebuireng

Alissa Wahid sebut David suka baca buku Gus Dur dan kunjungi Tebuireng sejak mualaf.

Republika/Prayogi
Sekretaris Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Alissa Wahid. Alissa Wahid sebut David suka baca buku Gus Dur dan kunjungi Tebuireng sejak mualaf.
Rep: Fergi Nadira Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putri Gus Dur yang juga Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Alissa Wahid menceritakan sosok Crystalino David Ozora (17 tahun), korban penganiayaan anak mantan pejabat pajak yang masih koma selama enam hari.

Baca Juga


Hal ini ia ceritakan setelah menjenguk David bersama ibundanya Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta, Ahad (26/2/2023).

"Sejak mualaf di usia 14 tahun, David membaca banyak buku Gus Dur, bahkan pergi sendirian ke makam Tebuireng," kata Alissa Wahid di Twitter terverifikasinya, seperti dikutip pada Senin (27/2/2023).

Alissa juga mengatakan, bahwa ibundanya menangis tersedu melihat kondisi David yang masih terbaring tidak sadarkan diri di kasur ruang ICU. Ia pun berjanji akan mengajak David ziarah bersama ke makam Gus Dur setelah kondisi putra dari pengurus Gerakan Pemuda Ansor itu sehat.

"Tadi Ibu Sinta Nuriyah Wahid juga sempat mbrebes mili. Kami tadi sampaikan, nanti setelah David sehat, kita akan barengan ziarah ke makam #GusDur," kata Alissa.

Alissa juga mengecam penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satriyo (20 tahun) terhadap David. Ia meminta keadilan untuk David yang jangan sampai mengaburkan inti kasus oleh karena narasi-narasi yang beredar soal ayah pelaku maupun ayah korban.

"Sedih sekali melihat keadaan David. Penganiayaannya brutal dan sadis, sampai David tak sadar hingga saat ini," kata Alissa.

"Juga agar #KeadilanUntukDavid segera terwujud. Inti kasusnya adalah terjadi penganiayaan berat terhadap David. Pelakunya harus diadili. Soal cerita-cerita yang beredar, soal ayah pelaku atau ayah korban, soal kantor pajak, soal polisi, semuanya tak boleh mengaburkan inti kasus," pungkasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler