Ada Jamur yang Bisa Jadi Pengganti Plastik, Seperti Apa?

Mengganti plastik dengan jamur bisa menjadi solusi yang lebih ramah lingkungan.

Republika/Musiron
Di masa depan, peran plastik mungkin bisa tergantikan oleh bahan yang lebih ramah lingkungan, seperti jamur bernama Fomes fomentarius.(ilustrasi)
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Natalia Endah Hapsari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Meski bisa mencemari lingkungan, plastik masih menjadi material yang umum ditemukan dalam berbagai produk keseharian, mulai dari wadah makanan hingga perangkat elektronik. Di masa depan, peran plastik mungkin bisa tergantikan oleh bahan yang lebih ramah lingkungan, seperti jamur bernama Fomes fomentarius.

Baca Juga


Seperti diketahui, sampah plastik sulit terurai sehingga kerap menumpuk begitu saja di tempat pembuangan akhir hingga perairan. Seiring waktu, keberadaan sampah plastik yang menggunung ini akan memicu beragam masalah, termasuk pencemaran lingkungan.

Mengganti plastik dengan bahan organik seperti jamur bisa menjadi solusi yang lebih ramah lingkungan. Alasannya, jamur merupakan bahan yang dapat didaur ulang dan masa penggunaannya bisa diperpanjang melalui proses daur ulang.

Potensi penggunaan jamur Fomes fomentarius sebagai pengganti plastik telah diteliti dalam sebuah studi pada jurnal Science Advances. Studi ini menemukan bahwa Fomes fomentarius memiliki kemampuan untuk diolah menjadi berbagai jenis material, mulai dari material yang lembut, seperti spons, kokoh, hingga seperti kayu.

"Kami sangat takjub dengan strukturnya," jelas salah satu peneliti dan ilmuwan senior di VTT Technical Research Centre di Finlandia, Pezhman Mohammadi, seperti dilansir The Verge.

Di alam liar, Fomes fomentarius bisa terlihat seperti kuku kuda yang tumbuh di batang pohon. Selama ribuan tahun, manusia telah memanfaatkan jamur Fomes fomentarius sebagai rabuk atau tinder untuk menyalakan api. Oleh karena itu, Fomes fomentarius juga kerap dijuluki sebagai jamur kuku kuda atau jamur tinder.

Yang menjadikan jamur ini menarik adalah lapisan-lapisan yang dimilikinya. Tim peneliti mengungkapkan bahwa Fomes fomentarius memiliki tiga lapisan dengan sifat yang berbeda-beda. Dengan sifat yang berbeda ini, tiap lapisan jamur bisa dimanfaatkan untuk hal yang berbeda pula.

Hal ini diketahui setelah tim peneliti melakukan analisis terhadap tekstur lapisan jamur Fomes fomentarius menggunakan teknik pencitraan canggih terhadap. Tim peneliti juga telah melakukan tes kekuatan mekanis pada masing-masing lapisan jamur.

Dari serangkaian tes inilah, tim peneliti mengetahui bahwa tiap lapisan jamur Fomes fomentarius bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan berbeda.

Lapisan terluar Fomes fomentarius misalnya, memiliki tekstur yang sangat keras. Lapisan ini bisa dikembangkan menjadi pelapis tahan benturan untuk kaca mobil bagian depan.

Contoh lainnya, lanjut Mohammadi, adalah lapisan tengah Fomes fomentarius yang memiliki tekstur lembut. Lapisan ini terasa nyaman bila menyentuh kulit dan dapat digunakan untuk menjadi alternatif bahan kulit untuk pakaian atau aksesoris lain.

Ada pula lapisan ketiga jamur Fomes fomentarius yang terletak di bagia dalam. Lapisan ketiga ini memiliki tekstur menyerupai kayu.

Tentu perjalanan untuk menjadikan jamur Fomes fomentarius sebagai alternatif plastik masih sangat panjang. Ada beragam tantangan yang perlu dicari solusinya. Sebagai contoh, jamur Fomes fomentarius tak bisa dipanen begitu saja dari hutan karena dapat menyebabkan kerusakan besar pada ekosistem.

Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan terhadap jamur Fomes fomentarius. Bukan tidak mungkin bila di masa depan, jamur ini dapat dimanfaatkan untuk menciptakan kelas material baru yang ringan dan memiliki performa tinggi. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler