Sulawesi Tengah Diguncang 36 Kali Gempa Susulan Pascagempa Magnitudo 5,8

BMKG sebut gempa Sulawesi Tengah merupakan jenis gempa bumi dangkal.

Reuters
BMKG sebut gempa Sulawesi Tengah merupakan jenis gempa bumi dangkal.
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, mencatat hingga Pukul 18.00 WITA sudah terjadi 36 kali gempa susulan pascagempa Magnitudo 5,8 yang terjadi sekitar pukul 09:26 WITA pada Senin. "Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki Magnitudo 5,5 dan episenter gempa terletak pada kedalaman 10 km di koordinat 1,57 Lintang Selatan dan 120,21 Bujur Timur, 42 km tenggara Sigi," kata Kepala BMKG stasiun Geofisika Kota Palu, Sujabar, di Palu, Senin (27/2/2023) malam.

Baca Juga


Dia menjelaskan, gempa ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif. "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," ujarnya.

Dia menambahkan, dampak gempa bumi hari ini sangat dirasakan di daerah Sigi dengan skala intensitas IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah). Kemudian, daerah Palu, Poso, dan Wuasa, dengan skala intensitas III-IV MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumahdan terasa getaran seakan akan truk berlalu).

"Kemudian daerah Toli-toli, Buol, Morowali Utara, Mamuju, Ampana, Wakai - Kepulauan Togean, Pasangkayu, Malili, Majene, Masamba dengan skala intensitas III MMI," ungkapnya.

Kemudian, daerah Polewali Mandar dan Mamuju Tengah dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). Sebelumnya, Kepala BMKG stasiun Geofisika Kota Palu menyatakan, pihaknya belum menerima adanya laporan kerusakan akibat gempa dari Magnitudo 5,8 kemudian dimutakhirkan menjadi Magnitudo 5,5 yang terjadi sekitar pukul 09:26 WITA Senin pagi.

"Belum ada laporan kerusakan, kami berencana akan meninjau langsung ke lokasi gempa," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu ia juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tetap memperbaharui informasi dari BMKG atau pemerintah setempat. "Jangan mempercayai informasi yang kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan, selalu pantau website dan informasi dari BMKG," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler