Zulhas: Ekspor RI ke Arab Saudi Mandek Meski Punya Hubungan 1.000 Tahun
Perdagangan terhalang banyak aturan dan hambatan.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengungkapkan kerja sama perdagangan antara Indonesia dengan Arab Saudi seperti jalan di tempat. Meskipun kedua negara sudah menjalin hubungan dengan waktu yang sangat lama bahkan jauh sebelum Indonesia menjadi negara merdeka.
"Perdagangan kita dengan Saudi kecil padahal sudah (menjalin hubungan) 1.000 tahun. Kenapa? Karena banyak hambatan," kata Zulkifli saat membuka Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Bandar Lampung, seperti dikutip melalui siaran Youtube, Rabu (1/3/2023).
Seperti diketahui, meski Indonesia dan Arab Saudi punya hubungan dekat, utamanya soal haji kedua negara belum memiliki perjanjian dagang yang memudahkan pelaku usaha dari masing-masing negara. Alhasil, kata Zulhas, banyak hambatan tarif yang dihadapi pelaku eksportir Indonesia, begitupun sebaliknya.
Tanpa adanya pemangkasan tarif bea masuk di masing-masing negara, ia memastikan tidak mungkin nilai perdagangan bakal meningkat.
Ia pun mencontohkan, seperti Arab Saudi yang ingin mengimpor kayu gaharu asli Papua. Lantaran terhalang banyak aturan dan hambatan, importir Saudi membeli kayu gaharu Papua melalui Singapura yang lebih mudah bertransaksi dengan Indonesia.
"Kalau kita mau kirim banyak tarif pajaknya. Baik dari kita maupun dari sana (Saudi) sehingga terjadi economy high cost," kata lelaki yang akrab disapa Zulhas itu.
Kinerja nilai ekspor Indonesia ke Arab Saudi sepanjang tahun 2022 mencapai 2 miliar dolar AS atau naik 27,4 persen dari tahun 2021 sebesar 1,5 miliar dolar AS. Nilai ekspor sepanjang tahun lalu termasuk tinggi bila dibandingkan lima tahun sebelumnya yang stagnan di kisaran 1,5 miliar dolar AS.
Meski demikian, Indonesia masih mencatatkan defisit 3,4 miliar dolar AS dengan Arab Saudi. Pasalnya, nilai impor masih lebih besar dari ekspor yakni sebesar 5,4 miliar dolar AS.
Dalam lawatan ke Arab Saudi Januari lalu, Zulhas sekaligus mengajak negara-negara Arab di kawasan Teluk memperkuat hubungan dagang melalui skema perjanjian comprehensive economic partnership agreement (CEPA) atau free trade agreement (FTA).
Hingga saat ini, Uni Emirat Arab (UEA) merupakan satu-satunya negara Arab di kawasan Teluk yang menjalin kerja sama CEPA dengan Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, Zulkifli menyampaikan usulan tentang dibentuknya kerja sama persetujuan dagang antara Indonesia dan GCC yang sebelumnya pernah disampaikan pada 2018, 2021, dan 2022.