Jaring Investor, Perindo Optimalkan Aset Perusahaan pada 2023
Perindo memiliki lebih dari 97 sebaran aset lahan di seluruh wilayah Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota holding BUMN pangan (ID Food), PT Perikanan Indonesia atau Perindo, mengoptimalkan aset yang dimiliki perusahaan untuk disinergikan dengan investor dalam ajang ID FOOD Property Investor Gathering 2023. Perindo memiliki lebih dari 97 sebaran aset lahan di seluruh wilayah Indonesia.
"Adapun aset yang akan dioptimalkan dengan investor berupa 47 lahan yang tersebar di 19 wilayah kerja perusahaan, mulai dari Aceh, Lampulo, Belawan, Jakarta, Banten, Tegal, Pekalongan, Bengkayang, Surabaya, Makasar, Tarakan, Denpasar, Ambon, Gorontalo, Bitung, hingga Sorong," ujar Direktur Utama Perindo Sigit Muhartono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (1/3/2023).
Sigit menyampaikan aset-aset perusahaan yang ditawarkan kepada investor akan dioptimalkan lebih jauh lagi. Hal ini dilakukan guna menambah pendapatan dan keuntungan perusahaan.
"Sebanyak 47 aset PT Perikanan Indonesia sudah kami klasifikasikan menjadi 9 bidang potensi bisnis yang menarik bagi investor, baik investor dari sesama BUMN maupun swasta," ucap Sigit.
Sigit mengatakan klasifikasi aset dibagi berdasarkan bidang potensi bisnis yaitu untuk bisnis industri perikanan, bisnis SPBU Nelayan, bisnis pariwisata, bisnis makanan dan minuman, bisnis tambak, bisnis private villa, bisnis transit point, bisnis docking dan bisnis rumah huni.
Sigit mencontohkan klasifikasi aset untuk potensi bisnis industri perikanan akan dioptimalkan semaksimal mungkin. "Aset untuk bisnis perikanan terletak di Jakarta, Sorong, Gorontalo, Pekalongan, Tarakan dan Lampulo," lanjut Sigit.
Di enam lokasi tersebut, sambung Sigit, Perindo mengajak investor untuk pemanfaatan lahan di kawasan Pelabuhan, pemanfaatan cold storage, Unit Pengolahan Ikan (UPI), jasa perbaikan kapal atau docking dan kerja sama sarana prasarana penunjang perikanan lainnya. Selain itu, ada pemanfaatan aset untuk tambak udang di beberapa titik yang terletak di Gorontalo, Pekalongan, Makasar dan Bengkayang.
Bahkan, ucap Sigit, juga memiliki aset perusahaan yang dapat dioptimalkan menjadi private villa yang berlokasi di Sorong dan Banten.
“Aset kami di Waigeo Utara, Sorong memiliki luas 23.219 m2 yang berlokasi strategis menghadap teluk di pantai Samudera Pasifik dan memiliki dermaga khusus di lahan ini. Aset ini sesuai untuk bisnis pariwisata private villa," ujar Sigit.
Sigit menyampaikan dalam Business Matching, beberapa investor menaruh ketertarikan terhadap aset di Waigeo Utara ini. Adapun rencana optimalisasi lahan ini dapat berupa sewa lahan atau Kerja Sama Operasi (KSO).
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Frans Marganda Tambunan mengatakan ID FOOD Group akan menggiatkan optimalisasi aset agar tidak idle atau menjadi aset tidur. Frans menyampaikan RNI selaku induk holding BUMN pangan dengan 16 anak perusahaan memiliki total 2.089 aset di seluruh Indonesia. Sebagian aset tersebut masih belum optimal. Dengan begitu, ID FOOD Group telah mengklasifikasikan aset sesuai bidang potensi bisnis pengembangannya.
"Dari pemetaan kami, total aset ID FOOD Group sebanyak 2.089 aset. Di antaranya kami akan mengencarkan optimalisasi 133 aset yang lokasinya tersebar di Indonesia," kata Frans.
Frans berharap ID FOOD Property Investor Gathering ini mampu menjaring investor dan dikerjasamakan untuk keuntungan kedua belah pihak. Dalam acara ini, dibuka juga booth pameran properti untuk business matching secara langsung dengan tim aset ID FOOD dan 16 anak perusahaan.
Kegiatan Property Investor Gathering dihadiri oleh beberapa stakeholder antara lain dari BUMN Danareksa, Bank Mandiri, Sarinah dan perusahaan swasta yang berpengalaman di bisnis property seperti Agung Podomoro Group, Ciputra Group, Maspion Group dan calon investor lainnya.