Haruskah Ganti Sikat Gigi Setelah Sembuh dari Sakit?

Ahli kesehatan menyarankan tidak menutup sikat gigi setelah digunakan.

PxHere
Sikat gigi (ilustrasi). Anda disarankan mengganti sikat gigi setelah sembuh dari sakit.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah sembuh dari sakit, seseorang biasanya tergerak untuk membersihkan rumah agar dapat menyingkirkan kuman yang tersisa. Apakah sikat gigi juga perlu diganti? Jawaban singkatnya adalah ya.

Baca Juga


Seorang dokter gigi anak di Kind Smiles di California, Gary Liu, mengatakan Anda perlu mengganti sikat gigi jika menghadapi infeksi seperti herpes mulut, flu, radang tenggorokan, bahkan flu biasa. Kuman dapat hidup di sikat gigi antara 24 jam dan beberapa pekan, tergantung pada jenis penyakit atau bakteri tertentu. Ada juga risiko kecil untuk terinfeksi ulang, jadi lebih baik menggantinya daripada menyesal.

Berikut beberapa tip ahli untuk kebersihan sikat gigi yang baik selama dan setelah sakit:

1. Jangan ragu menggunakan sikat gigi yang sama saat sakit

Anda mungkin berpikir bahwa menggunakan sikat gigi yang sama saat sakit akan memperpanjang penyakit, tetapi itu tidak benar. “Anda dapat menggunakan sikat gigi yang sama saat sakit selama menggantinya setelah Anda sehat,” kata seorang dokter gigi umum dan kosmetik, Lauren Becker dilansir Huffpost, Rabu (1/3/2023).

Namun, dia menyarankan untuk berhati-hati dengan mulut pasta gigi. Utamanya jika Anda berbagi pasta gigi dengan anggota rumah lainnya. “Anda mungkin ingin menggunakan pasta gigi sendiri untuk menghindari kuman berpindah dari sikat gigi ke tabung pasta gigi,” ujar Becker.

2. Jangan tutup kepala sikat gigi

Ini mungkin terdengar berlawanan dengan intuisi Anda, tetapi ahli kesehatan justru menyarankan Anda membiarkan sikat di udara terbuka. “Mayoritas bakteri yang hidup di sikat gigi mati jika ada oksigen,” kata dokter anak dan pendiri perusahaan produk bayi Happiest Baby, Harvey Karp.

Setelah sikat gigi kering, maka sebagian besar bakteri akan hilang. Jika menutupi sikat gigi dengan penutup, maka jumlah bakterinya mungkin lebih tinggi dibandingkan dibiarkan di tempat terbuka. Ini berarti Anda harus menghindari tas perjalanan dan tutup yang biasanya menyertai sikat gigi.

3. Disinfeksi sikat gigi 

Jika tidak ingin membuang sikat gigi, Anda dapat memilih untuk mendisinfeksinya sendiri. Seorang dokter gigi kosmetik, David Frank yang mendirikan Walden Dental di Texas, mengatakan sikat gigi dapat direndam dalam obat kumur antibakteri, larutan soda kue, larutan cuka, serta pembersih gigi tiruan.

Jangan merebus sikat gigi. Jika sikat gigi elektrik, maka lepaskan kepala dari pegangannya sebelum disinfektan. Untuk membersihkan sikat gigi setiap hari, Becker merekomendasikan mengalirkan air panas ke kepala sikat. Gosok ibu jari di sepanjang bulu sikat gigi dan bilas dengan air lagi, lalu selalu membiarkannya mengering tanpa penutup.

4. Ganti sikat gigi setiap tiga bulan

Menurut Liu, American Dental Association menyarankan untuk mengganti sikat gigi setiap tiga bulan. Pasalnya bulu sikat gigi bisa aus dan akumulasi mikroba dari waktu ke waktu. Gagasan yang sama berlaku untuk sikat gigi elektrik.

Jika Anda sakit, maka harus segera mengganti atau membersihkannya. “Saat mengganti sikat gigi sesuai kebutuhan, selalu pastikan menggunakan sikat gigi berbulu halus untuk pembersihan terbaik,” ujar Becker.

Jika Anda merasa mengganti sikat gigi setelah sakit tidak cukup, maka pertimbangkan berbicara dengan dokter atau dokter gigi tentang langkah selanjutnya. Mereka mungkin dapat meresepkan antiseptik oral dan produk lain agar Anda tetap aman dan sehat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler