Jangan Dianggap Remeh, Penularan Flu Burung ke Manusia Bisa Terjadi Meskipun Jarang
Seorang anak di Kamboja meninggal akibat flu burung.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Biologi Molekular Universitas Airlangga Prof Chairul Anwar Nidom mengatakan bahwa penularan flu burung ke manusia memang jarang terjadi. Akan tetapi, risikonya tetap ada dan tidak boleh dianggap remeh.
Seorang anak perempuan berusia 11 tahun di Kamboja menjadi kasus pertama kematian manusia karena flu burung pada 2023. Salah satu dari 12 kontak erat yang menjalani tes, yakni sang ayah, juga telah terinfeksi.
"Sebetulnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan bahwa kejadian (penularan flu burung ke manusia) yang di Kamboja itu insiden yang jarang, tapi bisa terjadi. Artinya, kemungkinan tetap berisiko. Jadi flu burung itu tidak bisa kita remehkan," kata Chairul dalam diskusi daring yang dipantau dari Jakarta, Kamis (2/3/2023).
Meski demikian, Chairul menyebut masyarakat juga tak perlu khawatir berlebihan. Sebab, hingga saat ini belum ada insiden penularan flu burung antarmanusia.
"Yang ada adalah virusnya menular dari unggas ke orang tertentu di sekitarnya," ujarnya.
Chairul menjelaskan, hal tersebut disebabkan karena tempat penempelan atau reseptor virus flu burung berbeda dengan reseptor virus flu musiman yang dapat menular antar manusia. Reseptor virus flu burung adalah asam sialat (SA) alpha-2,3 yang banyak terdapat pada burung atau unggas.
Sementara reseptor virus influenza musiman pada manusia adalah alpha-2,6 galaktosa. Reseptor ini banyak berada di permukaan sel organ saluran pernapasan atas.
Menurut Chairul, penularan virus flu burung ke manusia bisa terjadi apabila konsentrasi virus sangat tinggi. Misalnya, saat seseorang yang kekebalan tubuhnya kurang baik memasuki satu wilayah dengan konsentrasi virus yang sangat tinggi, maka virus sangat mungkin masuk ke saluran pernapasan.
"Saat (virus) masuk, kemudian dia melakukan penyesuaian terhadap reseptor yang ada di dalam tubuh kita, lalu dia melakukan aktivitas replikasi dan sebagainya," kata Chairul.
Penularan Flu Burung
Adapun model penularannya, lanjut Chairul, dapat terjadi melalui kontak langsung maupun permukaan yang terkontaminasi virus. Kontak langsung misalnya dengan kotoran atau kulit unggas yang ada virusnya yang kemudian terhirup manusia.
"Kalau kontaminasi permukaan misalnya setelah memegang ayam, kemudian ada virus yang menempel di tangan, maka bisa masuk ke dalam tubuh melalui hidung atau mata," jelas Chairul.
Dengan demikian, Chairul mengatakan bahwa ancaman infeksi flu burung pada manusia tetap terbuka. Artinya, pengendalian flu burung harus dilakukan oleh semua pemangku kepentingan.
Masyarakat dapat mencegah infeksi flu burung dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak dengan unggas hidup, dan menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Chairul juga menganjurkan untuk mendapatkan vaksinasi flu atau flu burung bila sudah tersedia.