Misteri Atlantis yang Hilang, Benarkah di Pulau Bawean?
Benua Atlantis terletak di antara pulau Kalimantan dan pulau Jawa
BOYANESIA -- Sejarah tentang keberadaan Atlantis sampai saat ini masih menjadi misteri. Selama ini, banyak peneliti yang menganggap Atlantis terletak di sekitar Samudra Atlantik masa sekarang. Wilayahnya dihimpit tiga benua yakni Amerika, Eropa, dan Benua Afrika.
Namun, fantasi tentang Atlantis pun menjadi semakin liar. Ada yang percaya bangsa Atlantis adalah peradaban pertama yang dimiliki oleh umat manusia, bahkan ada yang menyebut jika bangsa Atlantis ini merupakan ras super keturunan alien dengan teknologi tinggi.
Terkait hilangnya Atlantis, diceritakan bahwa pada 9000 SM terjadilah perang dahsyat atas ekspansi bangsa Atlantis. Alam pun kemudian menghukum bangsa yang dikenal memiliki peradaban tinggi ini. Bukti kejayaan Atlantis lenyap oleh adanya gempa dahsyat disertai banjir selama sehari semalam. Akibat gelombang pasang tersebut bangsa ini pun tenggelam ke dasar lautan.
Lalu di manakah sekarang keberadaan Atlantis yang hilang itu? Benarkah ada di Pulau Bawean?
Selama kurang lebih 30 tahun, profesor asal Brazil, Arysio Santos telah menghabiskan waktunya untuk menelusuri keberadaan Benua Atlantis. Berbekal kejelian dalam menyimpulkan penelitian terdahulu, Profesor Santos menyebut jika Indonesia adalah Atlantik yang hilang.
Lalu, peneliti atlantis asal Indonesia, Dhani Irwanto melakukan penelitian lebih lanjut tentang keberadaan Benua Atlantis di Indonesia. Sebelumnya, ia pun telah membaca buku Atlantis: The Lost Continent Finally Found karya Prof Arysio Santos yang terbit pada 2005.
Setelah membaca buku itu, Dhani pun mulai tertarik untuk meneliti keberadaan Benua Atlantis yang hilang. Hingga akhirnya, penulis buku Atlantis: The Lost City is in Java Sea ini menemukan bahwa terdapat 60 kecocokan dari hasil penelitiannya dengan apa yang telah dikatakan oleh filsuf Yunani, Plato berabad-abad silam.
Dengan mengumpulkan 60 bukti tentang kota legenda itu, Dhani Irwanto juga mengungkapkan adanya sejumlah kemiripan antara kota Atlantis dengan sebuah lokasi di laut Jawa. Ia mengidentifikasi ciri-ciri kota yang hilang dalam naskah Plato dengan sebuah kawasan bernama Pulau Bawean.
Pakar hidrologi tersebut mengklaim bahwa Benua Atlantis yang ada 11.000 tahun lalu terletak di antara pulau Kalimantan bagian Selatan dan pulau Jawa. Dhani menceritakan hal itu sesuai dengan buku Plato yang berjudul Timaeus and Critias.
Lokasi tersebut cocok dengan keberadaan Pulau Bawean saat ini. Pulau berjuluk pulau putri ini terletak di Laut Jawa, sekitar 135 kilometer sebelah utara Gresik, Jawa Timur, tepatnya di tengah-tengah Pulau Jawa dan Kalimantan.
Dalam karyanya, Plato menyebutkan bahwa daerah Benua Atlantis itu persis ada di bawah matahari, kemudian punya dua musim, banyak sungai, banyak rawa-rawa dan pegunungan. Menurut Dhani, hal ini jelas menunjukkan daerah Indonesia.
Selain itu, Plato juga menyebutkan bahwa Atlantis memiliki tiga jenis batuan. Menurut Dhani, ketiga jenis batu tersebut ternyata juga ada di Pulau Bawean yakni batu asam berwarna putih, batu basa berwarna hitam dan batu besi berwarna merah (oksida besi).
Tidak hanya itu, menurut Dhani, juga ada mitos atau legenda yang menyebutkan bahwa di sebelah utara Pulau Bawean itu ada sebuah pulau yang ghaib. Di pulau itu sering ada kejadian kapal tenggelam atau kandas, sehingga menelan korban.
Setelah diteliti, Dhani pun merasa kaget ternyata di daerah tersebut juga terdapat sebuah terumbu karang. Menurut dia, hal ini juga sesuai dengan apa yang disebutkan Plato bahwa saat ini kota Atlantis itu ditutup oleh terumbu karang. Berdasarkan hasil penelitian, bentuk terumbu karang itu juga mirip dengan yang dikatakan Plato.
Kendati demikian, hingga sekarang keberadaan Atlantis masih dipertanyakan. Telah banyak peneliti yang mencoba menemukan bukti keberadaan pulau legendaris yang diungkap pertama kali oleh Plato itu. Sebelumnya, peneliti Stephen Oppenheimer dalam bukunya Eden in The East juga menyebut Atlantis berada di Asia Tenggara.