Ingin Jago Membaca Pikiran dan Perasaan Orang Lain? Kuasai Nunchi!
Nunchi merupakan sebuah kecerdasan emosional yang membuat kita bisa lebih memahami pikiran dan perasaan orang lain.
Korea Selatan pernah menjadi negara miskin. Namun, negara yang merdeka pada 15 Agustus 1945 kini tercatat sebagai salah satu negara maju di dunia. Apa rahasianya?
Saya membaca sebuah buku yang amat menarik berjudul “Nunchi, Seni Membaca Pikiran dan Perasaan Orang Lain” yang ditulis oleh Euny Hong. Konon, Nunchi merupakan rahasia hidup bahagia dan sukses dari Korea. Mari, kita berkenalan dengan Nunchi!
Dalam “The Hound of The Baskervilles”, Arthur Conan Doyle mengatakan bahwa dunia ini penuh dengan berbagai hal gambling yang tak seorang pun sempat amati. Ya, di dunia serba cepat seperti sekarang, banyak hal yang mungkin luput untuk kita amati. Maka, orang yang mampu membaca situasi dan peka terhadap orang lain akan memiliki keunggulan.
Bahkan, orang Korea mengatakan bahwa separuh kehidupan pergaulan adalah Nunchi, menunjukkan betapa pentingnya Nunchi ini.
Pengertian Nunchi
Dalam buku setebal 258 halaman ini, pengertian Nunchi adalah tilikan mata atau seni waskita dalam menilai pikiran dan perasaan orang lain untuk menciptakan keserasian, kepercayaan, dan kedekatan. Sederhananya, Nunchi adalah sebuah seni untuk memahami apa yang orang pikirkan dan rasakan secara cepat sehingga dapat memperbaiki kualitas hubungan dalam hidup.
Interpretasi yang saya peroleh setelah membaca buku ini, Nunchi adalah sebuah kepekaan yang dimiliki seseorang dalam memahami apa yang tersurat maupun tersirat dari orang lain. Orang yang memiliki Nunchi akan mampu menyesuaikan diri dalam kondisi apapun. Nunchi yang merupakan sebuah kecerdasan emosional ini akan memudahkan seseorang untuk mendapatkan lebih banyak teman dan membuat orang lain berpihak kepadanya.
Nunchi memiliki dua aturan utama. Pertama, jika semua orang melakukan hal yang sama, maka selalu ada alasan di baliknya. Kedua, jika kita menunggu cukup lama, sebagian besar pertanyaan kita akan terjawab tanpa kita harus mengucapkan sepatah kata pun.
Nunchi ini memiliki perbedaan dengan empati. Jika empati berfokus kepada orang yang berbicara, Nunchi ini berfokus kepada suasana ruangan secara keseluruhan. Ketika seseorang memiliki Nunchi, ia tetap dapat netral secara emosional. Di sisi lain, empati melibatkan unsur emosi yang sangat kuat.
Contoh sederhananya seperti ini. Semisal, ketika seseorang berjalan memasuki ruangan di tempat kerja barunya, orang-orang sedang tertawa keras atas sebuah lelucon yang menurutnya biasa-biasa saja yang dilontarkan oleh sosok senior yang tak pernah dijumpainya. Apa yang sebaiknya dilakukan?
Nah, kemampuan membaca situasi ruangan, termasuk perkataan maupun bahasa tubuh orang-orang itulah yang dimaksud dengan Nunchi.
Delapan Aturan Nunchi
Kabar baiknya, memiliki Nunchi merupakan sebuah keahlian yang bisa dilatih. Orang tidak peka atau mudah beradaptasi dari lahir. Maka, sang penulis pun membagikan delapan aturan agar seseorang menjadi ninja Nunchi, sebutannya untuk seseorang yang memiliki Nunchi tingkat tinggi.
Pertama, kosongkan pikiran. Sebelum memasuki situasi sosial apa pun, kenali dulu bagaimana perasaan kita. Asumsi kita terhadap seseorang atau sesuatu akan menyulitkan kita melihat apa yang ada di depan mata.
Kedua, waspadai efek pengamat Nunchi. Ketika kita memasuki sebuah ruangan, kita mengubah atmosfer di ruangan tersebut hanya dengan berada di sana. Maka, amati kondisi sebuah ruangan ketika kita memasukinya.
Ketiga, bila Anda baru saja tiba di sebuah ruangan, ingatlah bahwa semua orang sudah berada di sana lebih lama daripada Anda. Amati situasi ruangan dan bersikap adaptif terhadap situasi ruangan.
Keempat, jangan lewatkan kesempatan untuk tutup mulut. Diam akan menempatkan diri kita dalam posisi yang menguntungkan. Orang yang paling lantang dalam bernegosiasi tidak selalu jadi pemenang. Berdiamlah dan beri ruang agar orang bisa mendekati kita.
Kelima, tata krama ada karena suatu alasan. Tata krama ada untuk membuat semua orang merasa nyaman sehingga orang yang memiliki Nunchi baik akan mengikuti tata krama yang ada.
Keenam, bacalah apa yang tersirat. Jangan semata mengartikan perkataan orang tetapi juga pelajari konteks pembicaraan dan petunjuk nonlisan yang disampaikan orang tersebut. Kita bukan cenayang tetapi kita bisa memahami orang dengan lebih baik apabila mampu membaca tanda-tanda yang diberikan orang tersebut.
Ketujuh, jika Anda melakukan kesalahan secara tak disengaja, terkadang itu sama buruknya dengan kesalahan yang sengaja Anda lakukan. Sengaja atau tidak sengaja, kesalahan apa pun bisa menyakiti orang lain. Orang yang mampu menguasai Nunchi akan mendapati bahwa peluangnya menyinggung orang lain secara tidak sengaja akan jauh lebih sedikit.
Kedelapan, jadilah orang yang gesit, yang cepat. Orang Korea tidak mengatakan bahwa seseorang memiliki Nunchi yang baik, melainkan Nunchi yang cepat. Mengapa? Karena kemampuan mengamati dan beradaptasi khas Nunchi harus dilakukan secara cepat, kejelian membaca ruangan akan sia-sia jika diperoleh terlalu lama.
Di dalam pergaulan, orang yang menguasai Nunchi akan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan orang yang tak memiliki Nunchi. Bahkan, sebuah peribahasa Korea mengatakan, “Bila nunchi-mu cepat, kamu bisa makan udang di biara.” untuk menunjukkan kesaktian Nunchi. Sebuah hal yang tak masuk akal untuk makan udang di biara karena biara tradisional Buddhis di Korea memberlakukan pola makan vegetarian.
Yuk, kita asah Nunchi agar makin paham pikiran dan perasaan orang lain!