Tinja Berbau Super Busuk, Mungkin Anda Mengalami 1 dari 7 Kondisi Ini
Jika tinja semakin beraroma busuk, Anda perlu mengeceknya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bau alami feses atau tinja berasal dari makanan yang tidak tercena dan tercampur dengan gas yang dihasilkan oleh bakteri di usus. Asisten profesor kedokteran klinis di Rutgers New Jersey Medical School, Seyedehsan Navabi, mengatakan di antara beberapa gas yang paling umum menjadi penyebab bau adalah hidrogen sulfida, metil sulfida, dan volatile benzopyrrole.
Namun, jika bau yang dihasilkan dari tinja Anda semakin busuk dan sering terjadi, Anda perlu mengeceknya. Berikut kemungkinan penyebab kotoran berbau busuk, seperti dilansir Women’s Health, Rabu (8/3/2023):
1. Konsumsi antibiotik
Usus Anda memiliki flora bakteri yaitu kumpulan mikroorganisme yang membantu memecah makanan. “Saat Anda minum antibiotik, itu bisa mengubah flora bakteri Anda yang mengarah ke produk sampingan yang berbeda,” kata ahli gastroenterology di Prisma Health, Aniqa Kohen. Perubahan bakteri itu juga bisa menyebabkan perubahan bau.
2. Infeksi
Infeksi juga dapat mengacaukan bakteri di usus. “Infeksi bakteri, virus, atau parasit yang berbeda dapat memengaruhi saluran pencernaan,” kata Navabi. Meskipun dapat menyebabkan diare, mereka juga dapat mengubah gas di kotoran Anda dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
3. Alergi makanan
Pakar gastroenterologi Marvin Singh mengatakan, saat Anda mempunyai alergi, tubuh tidak dapat memperoses bahan tertentu dengan baik. Kombinasi gas yang dihasilkan oleh bakteri yang mencoba memecahnya dan makanan yang tidak tercerna dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.
4. Menderita celiac
Menderita celiac berarti tubuh Anda memiliki reaksi kekebalan terhadap makan gluten, protein yang ditemukan dalam gandum, dan menyerang lapisan usus kecil. Kerusakan pada lapisan usus dapat membuat sulit untuk menyerap nutrisi. Akibatnya, Anda akan mengalami gejala seperti diare atau sembelit, kembung, gas, sakit perut, dan kotoran berminyak dan bau.
5. Inflamasi usus
Penyakit inflamasi usus (IBD) adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan beberapa kondisi autoimun seperti penyakit Crohn dan kolitis ulserativa. Navabi menyebut peradangan usus besar dengan kolitis ulserativa dapat mengubah bakteri di usus dan menyebabkan pendarahan. Keduanya dapat menyebabkan bau yang kuat.
6. Tubuh tidak menyerap makanan dengan baik
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan tubuh Anda tidak menyerap nutrisi dengan baik atau dikenal malabsorbsi. Di antaranya adalah infeksi, alergi gluten, radang usus, dan beberapa sindrom.
“Setiap kali peradangan kronis terjadi di usus, itu dapat mengubah keseimbangan bakteri dan bisa menambah lebih banyak gas ke kotoran Anda,” kata Navabi.
7. Punya Clostridioides difficile (C diff)
Clostridioides difficile adalah infeksi tinja menular yang menyebabkan peradangan di usus besar. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat (AS) sebagian besar kasus berasal dari minum antibiotik atau terjadi tidak lama setelah Anda selesai minum antibiotik.
C diff menyebar melalui kontak kulit ke kulit. Oleh karena itu, mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi adalah bagian penting untuk meminimalkan risiko penyebarannya. Menurut Departemen Layanan Kesehatan Wisconsin, seiring dengan feses yang bau, gejala lainnya termasuk feses encer, diare, kram perut, dan detak jantung yang tidak normal.