Dorong Pertumbungan Industri Dalam Negeri, Bea Cukai Yogyakarta Awasi Kegiatan Ekspor
Bea Cukai Yogyakarta terus berkomitmen mengawasi produk ekspor keluar negeri.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bea Cukai Yogyakarta terus berkomitmen untuk melakukan pengawasan dan pelayanan terhadap ekspor produk dari dalam negeri. Hal itu dilakukan untuk mendorong industri dan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.
"Bea Cukai Yogyakarta berkomitmen untuk mendukung sepenuhnya ekspor barang, sehingga selalu memberikan pelayanan maksimal dalam memfasilitasi kelancaran ekspor," ujar Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Yogyakarta Affandi Gempar Aryani, dalam keterangan tertulis, Rabu (8/3/2023).
Awal Maret lalu, PT Busana Remaja Agracipta melakukan ekspor pakaian dalam berupa Bra Rajut ke Swiss sebanyak enam kontainer berukuran 20 feet dan 40 feet. Produk tersebut dikemas dalam 11.837 karton seberat 13,7 ton. Produk yang diekspor oleh perusahaan tekstil di DIY sebesar USD 729,379.6 atau senilai Rp11,2 miliar.
PT Busana Remaja Agracipta merupakan salah satu perusahaan penerima fasilitas Kawasan Berikat di Provinsi DIY. Perusahaan tersebut bergerak di bidang produksi tekstil, terutama pakaian dalam.
Bea Cukai Yogyakarta juga melayani kegiatan ekspor yang dilakukan oleh PT Komitrando Emporio, pada Kamis lalu. Sebanyak lima kontainer yang memuat ribuan karton tas diberangkatkan ke Negeri Paman Sam. Tas berkualitas internasional tersebut nilai ekspornya ternyata mencapai Rp4 miliar.
PT Komitrando Emporio mempekerjakan lebih dari 1.500 pekerja dan dapat memproduksi hingga 500.000 buah tas tiap bulannya. Bea Cukai Yogyakarta memberikan fasilitas Kawasan Berikat (KB) kepada perusahaan ini. Dengan adanya fasilitas KB, maka PT Komitrando dapat menekan biaya produksi dan produknya pun dapat lebih bersaing di pasar internasional.
Bea Cukai Yogyakarta juga melakukan pengawasan terhadap pengiriman barang ekspor secara konsolidasi. MSA Kargo, konsolidator pertama di Yogyakarta, pada Kamis lalu, memberangkatkan barang ekspor ke Maldives, United States, dan India. Menggunakan LCL sebesar 20 feet, barang berupa wooden luggage, ubin batu alam, plastic leaf, Roman blind, Sukabumi stone dan rudraksha ini diangkut menuju Pelabuhan Tanjung Emas.
Seluruh barang tersebut berasal dari tiga perusahaan berbeda yang bekerja sama dengan MSA Kargo untuk proses ekspornya, yaitu PT Bigga Damai Utama, PT. Ramadhika Jaya Mandiri, dan CV Lumbung Artha Samudra. Total ekspor konsolidasi ini mencapai lebih dari 39.410 dolar AS dengan rincian berat 207 kilogram wooden luggage, 1,1 ton ubin batu alam, 10,5 kilogram plastic leaf, 125 kilogram Roman blind, 2,3 ton Sukabumi stone, dan 6,5 ton rudraksha.