Ada Penolakan Israel Main di Piala Dunia U-20, Ini Tanggapan Kemenpora
Pemerintah harus memberikan keputusan secara cermat dan hati-hati.
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kementerian Pemuda dan Olahraga buka suara terkait penolakan salah satu negara peserta, Israel, pada ajang Piala Dunia U-20 yang akan digelar 21 Mei hingga 11 Juni mendatang.
"Yang jelas olahraga tidak ada hubungannya dengan politik. Olahraga ya olahraga," kata Deputi 3 Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta di Balai Kota Solo, Rabu (8/3/2023).
Ia lantas menjelaskan keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20 keputusannya ada pada Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA). Adapun tugas pemerintah dalam hal ini Kemenpora dan beberapa kementerian terkait adalah penyediaan fasilitas.
"Kita serahkan pada FIFA, pemerintah dalam hal ini hanya menyediakan fasilitas dan itu sudah dilakukan. Sedangkan mengenai kepesertaan itu FIFA yang mengambil langkah-langkah," katanya.
Sekali lagi, Raden menegaskan pihak yang punya hajat Piala Dunia U-20 adalah FIFA. Oleh sebab itu, pihaknya akan melakukan ketentuan yang diberlakukan FIFA.
"Makanya saya kembalikan yang punya event itu kan FIFA, jadi kita belum mendengarkan berita itu (penolakan Israel) karena keputusan ada di FIFA. Atlet nginap di mana, transportasinya pakai apa, tanding di stadion mana itu teknis sekali. Jadi pemerintah tidak intervensi keputusan FIFA, jadi sekali lagi tugas pemerintah itu menyiapkan fasilitas," katanya.
Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim, menanggapi berita peluang kesebelasan atau Timnas Israel ikut dalam Piala Dunia U-20 di Indonesa. Ia mengingatkan, jangan sampai Piala Dunia U-20 di Indonesia justru menimbulkan luka bagi bangsa dan rakyat Palestina
"Saya ingin menegaskan agar pemerintah harus memberikan keputusan secara cermat, hati-hati dengan melibatkan berbagai elemen, jangan hanya oleh Kemenpora keputusan soal keikutsertaan (timnas) Israel diambil, apalagi memberikan jaminan," kata Prof Sudarnoto kepada Republika, Senin (11/7/2022).
Ia mengatakan, memang bisa dimengerti alasan yang disampaikan bahwa jangan mengaitkan perhelatan olahraga dengan isu politik Palestina-Israel, dan secara umum dengan isu kemanusiaan. Tapi sebagaimana diketahui, rakyat Palestina sudah mengalami genosida dalam waktu panjang.
"Akan tetapi, penting saya sampaikan bahwa isu genosida yang dilakukan oleh zionis Israel ini sangat spesial dan sensitif, bahkan eksponensial," ujarnya.
Prof Sudarnoto mengingatkan, Israel dengan sikap takabur dan kasat mata telah menistakan martabat kemanusiaan, dan menginjak-injak kedaulatan bangsa serta rakyat Palestina. Karena itu, menjadi tugas konstitusional dan moral bangsa Indonesia untuk mendukung perjuangan rakyat dan bangsa Palestina.
"Karena itu juga, keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20 2023 harus menjadi perhatian serius semua pihak. Jangan sampai menimbulkan masalah sehingga mengganggu hajat besar dan penting perhelatan sepak bola dunia ini," tegas dia.