Seusai Hancurnya Edelweiss Ranca Upas: Trail-Offroad Dilarang, Polisi Buka Penyelidikan
Kebun edelweiss di Ranca Upas hancur dilindas rombongan motor trail viral.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh M Fauzi Ridwan, Fergi Nadira B
Video yang memperlihatkan seorang pria tengah marah-marah di lahan Perhutani Ranca Upas, Kabupaten Bandung belakangan viral di media sosial. Pria yang memiliki akun Tiktok dengan nama akun Manguprit itu diketahui bernama Supriatna. Ia merupakan penjual bunga di wilayah Ranca Upas sekaligus merupakan pembudidaya bunga rawa atau yang populer dengan nama edelweiss di lahan Perhutani.
Supriatna kecewa dan marah sebab bunga rawa langka yang dibudidayakannya sejak dua tahun terakhir hancur setelah dilindas ribuan sepeda motor trail pada ajang trail sepeda motor yang diselenggarakan pada Ahad (5/3/2023). Saat dikonfirmasi, Supriatna mengatakan bunga rawa di lahan Perhutani sudah ada dan tumbuh kemudian dirinya mengembangbiakan. Hal itu dilakukan atas dasar kepedulian.
"Awalnya sudah ada (bunga rawa) terus dikembangbiakkan atas dasar kepedulian diri sendiri," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (8/3/2023).
Ia mengaku sejak dua tahun terakhir membuka kios bunga di wilayah Ranca Upas termasuk membudidayakan bunga rawa di lahan Perhutani. Luas lahan Perhutani yang terdapat bunga rawa sekitar 3-4 hektar. Namun, tidak semua tempat dibudidayakan.
Supriatna menilai kerusakan bunga rawa yang dibudidayakannya terjadi karena kekurangsigapan panitia. Namun, ia mengaku kini seluruh pemangku kepentingan sudah bersama sama menanam kembali di lahan tersebut.
"Baru tadi semua instansi Perhutani, pemerintahan aktivis menanam kembali. Kurang lebih 2.000 bunga rawa yang rusak," katanya.
Kapolsek Ciwidey Iptu Anjar Kusumah mengatakan ajang trail sepeda motor di Ranca Upas digelar pada Ahad (5/3/2023). Kegiatan tersebut diperkirakan diikuti kurang lebih oleh 3.000 orang peserta.
Ia mengatakan pada pelaksanaan kegiatan tersebut terjadi kesalahpahaman antara panitia dan peserta. Para peserta di awal kegiatan membayar tiket Rp 200 ribu untuk tiket masuk Ranca Upas, makan, minum, dan hadiah.
Namun, pada pelaksanaan kegiatan peserta diminta kembali uang tiket masuk, makan dan minum serta hadiah ditunda dibagikan.
"Para peserta melampiaskannya dengan merusak dan membakar hadiah berupa tiga unit sepeda motor bekas," ujarnya, Selasa (7/3/2023).
Perwakilan yang mengaku sebagai panitia penyelenggara kegiatan motor trail di Ranca Upas melayangkan permohonan maaf terbuka di sosial media. Video kegiatan yang diikuti komunitas motor trail menjadi viral di media sosial karena merusak lahan tempat tanaman bunga rawa bertumbuh.
"Saya mewakili event Ranca Upas meminta maaf atas kejadian yang telah terjadi dan kelalaian panitia sehingga merugikan semua pihak termasuk para sponsor dan penyedia tempat Ranca Upas, saya sangat menyesali kejadian ini dan mohon maaf kepada pihak yang dirugikan," kata pernyataan tiga orang yang mewakili panitia event, seperti dikutip dari Twitter @MrBekalicky89, Rabu (8/3/2023).
Warganet juga menelusuri bahwa acara motor trail tersebut disponsori oleh Perum Perhutani. Dalam poster acara tersebut juga terdapat logo Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung.
Gabungan beberapa pegiat lingkungan melakukan upaya menanam kembali tanaman bunga rawa (edelweiss) yang rusak akibat kegiatan tour motor trail beberapa waktu lalu. "Gabungan beberapa pegiat lingkungan dalam upaya pemulihan lahan yang sempat rusak dampak event offroad di Ranca Upas," kata salah satu penanam bunga edelweiss dalam video di TikTok @willy_koboy, seperti dikutip pada Kamis (9/3/2023).
Dalam video tersebut, terlihat beberapa orang bergotong royong menanam bunga rawa di tengah mendungnya cuaca. Dalam narasinya, pengunggah video mengatakan, bunga edelweiss kembali ditanam oleh para pegiat lingkungan dan petani.
"Edelweiss yang kemarin sempat rusak langsung ditanam kembali," kata narasi video tersebut.
Ajang sepeda motor trail dan offroad resmi dilarang diselenggarakan di kawasan hutan buntut kerusakan hutan dan 2.000 edelweiss bunga rawa di kawasan Ranca Upas, Ciwidey, Kabupaten Bandung. Sekretaris Perusahaan Perhutani Alam Wisata yang juga pengelola wisata Ranca Upas Ronald meminta maaf dan prihatin atas peristiwa ajang trail yang merusak hutan dan lingkungan di Ranca Upas, Ciwidey.
Pengelola akan memperbaikan pelayanan dari sisi perizinan agar tidak terjadi dampak negatif. "Segala bentuk kegiatan event berupa trail dan offroad di dalam kawasan hutan dilarang untuk dilaksanakan," ujarnya melalui keterangan resmi, Kamis (9/3/2023).
Ronald mengatakan, pengelola akan berkolaborasi dengan berbagai instansi dan lembaga untuk melakukan pengawasan. Selain itu, memastikan setiap event dilakukan secara profesional, memenuhi ketentuan dan mencegah kerusakan lingkungan.
Polresta Bandung ikut mendalami kasus kerusakan 2.000 bunga rawa di Ranca Upas, Ciwidey, Kabupaten Bandung. Beberapa saksi telah menjalani pemeriksaan.
Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo mengaku bersama Pemerintah Kabupaten Bandung sudah mendata jumlah bunga rawa yang rusak. Sekaligus memastikan dampak kerusakan yang ditimbulkan untuk selanjutnya dievaluasi.
"Pihak panitia sudah melakukan ganti rugi kepada Ranca Upas, namun kami maksimalkan dulu untuk pemeriksaan ini," ujarnya di Mapolresta Bandung, Kamis (9/3/2023).
Kusworo mengatakan penyidik pun akan mendalami terkait pencantuman beberapa logo instansi pada baliho yang diduga dilakukan tanpa izin. Sejumlah saksi dari panitia penyelenggara telah dimintai keterangan.
"Ada enam orang yang kami periksa termasuk dari panitia maupun dari Ranca Upas," katanya.
Berdasarkan informasi dari peserta, mereka salah jalan karena kurang mendapatkan informasi dan tidak terdapat penunjuk arah. Banyak yang salah jalan dan mengalami kecelakaan.
Termasuk akan mendalami terkait izin acara tersebut. Polresta Bandung tidak pernah menerima permohonan izin acara trail.
"Izin dari Polresta Bandung tidak ada yang masuk ke kami, ini sedang kami dalami," kata Kusworo.