Resmi IPO, Emiten Sawit Ini Menguat di Zona Hijau
NSSS berhasil menghimpun dana sebesar Rp 453,17 miliar.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSS) resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Nusantara Sawit melantai di Bursa melalui mekanisme penawaran umum perdana atau intial public offering (IPO).
Pada perdagangan perdananya, emiten dengan kode saham NSSS ini langsung dibuka menguat ke level 138, naik dari saat IPO yang berada di level 127. Sesaat kemudian, NSSS sempat melemah tipis namun berhasil berbalik arah ke zona positif.
Dalam aksi korporasi IPO, Nusantara Sawit melepas 3,568 miliar saham kepada publik. Jumlah saham yang ditawarkan tersebut mencapai 15 persen dari modal disetor NSS setelah penawaran umum perdana saham.
Dengan demikian, NSSS berhasil Itu menghimpun dana sebesar Rp 453,17 miliar. Dana hasil IPO rencananya akan digunakan untuk membiayai pembangunan fasilitas produksi, pembiayaan penanaman baru, dan modal kerja entitas anak.
"Dana tersebut akan disalurkan melalui mekanisme penyertaan modal," kata Presiden Direktur NSS Teguh Patriawan, Jumat (10/3/2023).
PT Borneo Sawit Perdana (BSP) menjadi salah satu anak usaha yang akan menerima suntikan modal dengan dana hasil IPO. Sekitar 33 persen akan digunakan untuk belanja modal dalam membangun pabrik kelapa sawit seluas 40 hektare berkapasitas 60 ton tandan buah segar (TBS) per jam dan fasilitas pendukungnya. Sekitar 9,4 persen akan digunakan untuk pemenuhan modal kerja BSP dalam pembelian pupuk dan agrochemical atau bahan kimia pertanian.
PT Bina Sarana Sawit Utama (BSSU) juga akan mendapat suntikan dana hasil IPO. Sekitar 47 persen akan digunakan untuk belanja modal dalam rangka penanaman baru perkebunan sawit. Dari jumlah tersebut, 15 persen di antaranya akan dipakai untuk pembebasan lahan seluas 6.831 hektare agar berstatus hak guna usaha (HGU).
Adapun sisa anggaran akan dipakai untuk proses pembibitan hingga pemupukan selama periode belum menghasilkan. Kemudian, sekitar 10,6 persen dana hasil IPO akan disalurkan kepada PT Prasetya Mitra Muda untuk pemenuhan modal kerja PMM dalam pembelian pupuk dan agrokimia atau bahan kimia pertanian.