Lingkungan Obesogenik Bikin Orang Kelebihan Berat Badan, Bagaimana Cara Lindungi Diri?
Mudahnya akses kepada makanan-minuman manis dapat picu obesitas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- United Nation Volunteer Overweight Prevention Specialist Unicef, Astrid C Padmita, mengatakan salah satu faktor tingginya angka obesitas adalah lingkungan obesogenik. Lingkungan disebut obesogenik ketika mendukung masyarakat sampai akhirnya mengalami peningkatan berat badan dan akhirnya obesitas.
Hal ini ditandai dengan semakin mudahnya akses kepada makanan dan minuman tidak sehat yang tinggi gula, garam, dan lemak (GGL). Semakin diingikan makanan dan minuman tidak sehat itu, harganya juga semakin terjangkau.
Lalu bagaimana cara melindungi diri dari lingkungan obesogenik?
Dokter ahli gizi Tan Shot Yen memiliki anjuran untuk pemerintah, yakni rekomendasi jangka pendek berupa pendidikan gizi keluarga, yang dimasukan disetiap kursus calon pengantin sehingga perempuan akan siap ketika hamil.
Lalu, dr Tan juga mengungkapkan rekomendasi persiapan jangka panjang. Ia menyebut pentingnya pendidikan gizi dimulai sejak usia SD.
Usul dr Tan adalah usia SD anak sudah diajarkan dan dikenalkan dengan traffic light consumption. Misalnya lampu hijau jika makanan tersebut makin banyak dan makin sering disantap, maka akan semakin baik karena memang tubuh butuh.
Sementara lampu kuning, yaitu makanan yang khusus dimakan di hari raya dan pesta ulang tahun. Artinya, boleh dimakan sesekali.
"Tapi bukan suatu keharusan," ujarnya dalam Talkshow: The Hidden Crisis of Obesity, di Jakarta, Sabtu (4/3/2023).
Makanan yang masuk kategori lampu merah, masih bisa dimakan sedikit saja atau jarang. Produk dalam kategori ini kurang menyehatkan kalau dimakan berlebihan.
"Kalau bisa, terapkan hal ini pada anak," ujar dr Tan..
Menurut Tan, anak juga bisa menjadi agen perubahan dan pelopor di keluarga. Anak nantinya bisa mengur orang tua dan kerabatnya terkait makanan tersebut.