Perdana Menteri Swedia Akui Kemungkinan Finlandia Bergabung Lebih Dulu ke NATO
Jalan Finlandia untuk menjadi anggota NATO lebih mulus daripada Swedia.
REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengakui kemungkinan Finlandia akan bergabung dengan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) lebih dulu. Penolakan Turki terhadap tawaran Swedia terus mengganjal pengajuan tersebut.
Kristersson mengatakan pada Selasa (14/3/2023), sudah jelas sejak KTT NATO di Madrid pada Juni, jalan Finlandia untuk menjadi anggota lebih mulus daripada Swedia. Sekarang semakin besar kemungkinan Finlandia memasuki NATO terlebih dahulu.
Turki menuduh kedua negara, terutama Swedia, terlalu lunak terhadap kelompok yang dianggap sebagai organisasi teror atau ancaman eksistensial terhadap Turki. Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, Turki hanya memiliki sedikit keberatan dengan bergabungnya Finlandia ke NATO.
Kristersson mengatakan, keputusan akhir ada di tangan Turki dan Swedia siap menangani situasi dengan Finlandia bergabung dengan NATO tanpa Swedia. Dia mengulangi pernyataan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg sebelumnya, itu hanya akan menjadi penundaan.
“Pada dasarnya, ini bukan tentang apakah Swedia menjadi anggota NATO tetapi tentang kapan Swedia menjadi anggota NATO,” kata Kristersson.
Sejak dua negara Nordik itu mengumumkan niat bergabung dengan aliansi militer pada Mei tahun lalu, Finlandia dan Swedia secara konsisten menekankan akan menjadi anggota aliansi militer bersama-sama. "Tidak diragukan lagi, Swedia dan Finlandia akan diratifikasi dalam tahap yang berbeda," ujar Kristersson mengakui kondisi saat ini.
Semua 30 anggota NATO yang ada harus menyetujui masuknya anggota baru. Mereka semua menandatangani protokol aksesi untuk Finlandia dan Swedia tahun lalu, dan 28 dari mereka telah meratifikasi teks untuk kedua negara tersebut.
Anggota parlemen Hungaria awal bulan ini mulai membahas tawaran keanggotaan kedua negara dan dapat meratifikasinya pada akhir Maret. Kondisi ini membuat Turki sebagai penentangan terakhir dengan menyatakan masih mencari jaminan dari kedua negara.
Kepala negosiator Pemerintah Swedia dalam proses aksesi NATO, Oscar Stenstrom mengatakan, negara itu telah melakukan yang diminta untuk disetujui oleh Turki. Beberapa hal itu di antaranya dengan Swedia pekan lalu mengajukan rancangan undang-undang ke parlemen yang bertujuan melarang dukungan atau partisipasi dalam organisasi teroris.