Pemerintah Dorong Implementasi Kartu Prakerja Offline
Program Kartu Prakerja bisa menciptakan banyak pengusaha baru.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap, program Kartu Prakerja bisa menciptakan banyak pengusaha baru. Menurutnya, program tersebut harus terus dibenahi.
Ia menuturkan, saat ini Kartu Prakerja memasuki tahapan kedua dan pemerintah menghendaki pendidikan yang bersifat offline. Dengan demikian, pelatihan retraining dan reskilling Kartu Prakerja benar-benar bisa dilaksanakan secara lebih baik.
"Ini yang mungkin masih kita lakukan lagi dalam bentuk uji coba berikut. Hanya saja dengan sistem offline beberapa kementerian sudah punya pola, namun jamnya lebih lama. Sehingga tantangannya bagaimana dengan jam yang lebih pendek, ini bisa menghasilkan hasil yang baik," ujarnya dalam peringatan 3 Tahun Prakerja di Jakarta, Rabu (15/3/2023).
Esensi penting dalam sebuah pelatihan kerja, kata dia, yaitu hand feel atau pendidikan langsung. Jadi, skema pembelajaran offline Kartu Prakerja bakal terus didorong.
"Karena kalau ini bisa dilakukan, dari segi jumlah tentu tidak sama dengan yang online. Baik kualitas pelatihan di berbagai kota, kualitas akses, juga maupun trainer atau pelatih, ini harus didorong," tuturnya.
Airlangga melanjutkan, tantangan selanjutnya yang harus didorong yakni menyambungkan para alumni Prakerja, terutama yang akan menjadi pengusaha melalui ketersediaan pembiayaan. Untuk ini, sambung dia, pemerintah sudah menyediakan layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai modal bagi para pengusaha alumni Kartu Prakerja guna menciptakan usahanya.
"Saya minta agar ini bisa terus didorong, agar alumni Prakerja yang sudah lulus dan jadi entrepreneur yang tadi jumlahnya sedikit di bawah 20 persen bisa terus dilacak. Jadi tidak lepas dari monitoring Kartu Prakerja," tegas dia.