Rusia dan AS Lakukan Pembicaraan Terkait Insiden Drone
Penerbangan drone di pantai Krimea bersifat provokatif dan dapat tingkatkan eskalasi
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sehari setelah pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) jatuh di atas Laut Hitam, menteri pertahanan dan kepala militer dari AS dan Rusia mengadakan percakapan telepon yang jarang terjadi pada Rabu (15/3/2023). Menteri Pertahanan Moskow Sergei Shoigu mengatakan kepada Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin bahwa penerbangan pesawat tak berawak Amerika di pantai Krimea bersifat provokatif dan dapat menyebabkan peningkatan eskalasi di zona Laut Hitam.
"Rusia tidak tertarik dengan perkembangan seperti itu tetapi di masa depan akan bereaksi secara proporsional," ujar pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, kedua negara harus bertanggung jawab maksimal, termasuk memiliki jalur komunikasi militer dalam krisis. Sementara Austin menolak untuk memberikan pernyataan terkait panggilan telepon dengan Shoigu. Namun, Austin menegaskan kembali, AS bermaksud untuk terus terbang di wilayah yang diizinkan oleh hukum internasional. Washington menuntut pesawat militer Rusia beroperasi dengan cara yang aman dan profesional.
Militer AS mengatakan, dua pesawat tempur Su-27 Rusia mendekati drone MQ-9 Reaper dalam misi pengintaian di perairan internasional Laut Hitam pada Selasa (14/3/2023). Pilot angkatan udara Rusia mengganggu drone itu dan menyemprotkan bahan bakar ke atasnya sebelum salah satunya memotong baling-baling drone itu, hingga jatuh ke laut.
Menurut Rusia, tidak ada tabrakan. Drone itu jatuh setelah melakukan manuver tajam dan sengaja melakukan tindakan yang provokatif, yaitu terbang mendekati wilayah udara Rusia. Moskow telah mengerahkan pasukan angkatan udaranya untuk mengidentifikasi drone itu.
"Ada pola perilaku baru-baru ini di mana ada tindakan yang sedikit lebih agresif yang dilakukan oleh Rusia," kata Kepala Staf Gabungan AS, Mark Milley kepada wartawan.
Milley mengatakan, tidak diketahui apakah pilot Rusia bermaksud untuk menyerang drone AS. Sebelumnya, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan, insiden itu kemungkinan merupakan tindakan yang tidak disengaja oleh Rusia.
Insiden pesawat tak berawak pada Selasa adalah pertemuan langsung AS-Rusia pertama sejak invasi Moskow ke Ukraina sekitar setahun yang lalu. Rusia mengatakan, insiden ini menunjukkan bahwa AS secara langsung berpartisipasi dalam perang Ukraina.
"Orang Amerika terus mengatakan mereka tidak ikut serta dalam operasi militer. Ini adalah konfirmasi terbaru bahwa mereka secara langsung berpartisipasi dalam kegiatan ini, dalam perang," kata Sekretaris Dewan Keamanan Kremlin Nikolai Patrushev.
Amerika Serikat telah mendukung Ukraina dengan bantuan militer senilai puluhan miliar dolar. Tetapi AS mengatakan, pasukannya tidak terlibat langsung dalam perang. Sementara Moskow menggambarkan perang di Ukraina sebagai konflik melawan kekuatan gabungan Barat. Duta Besar Rusia untuk Washington, Anatoly Antonov, menuduh Washington mengerahkan drone untuk mengumpulkan intelijen yang dapat digunakan pemerintah Kiev melawan Rusia.
"Aktivitas militer AS yang tidak dapat diterima di dekat perbatasan kami menimbulkan kekhawatiran. Berhentilah melakukan serangan mendadak di dekat perbatasan Rusia," ujar Antonov.
Sementara itu, Kiev mengatakan, kecelakaan pesawat tak berawak itu menunjukkan Moskow bersedia memperluas zona konflik untuk menarik negara lain. Di tanah di Ukraina, Rusia terus mendorong untuk merebut kota kecil Bakhmut di timur dan mengamankan kemenangan besar pertamanya. Milley mengatakan, Rusia membuat kemajuan kecil di dekat Bakhmut, tetapi dengan biaya yang besar. Sementara Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiyy mengatakan, petinggi militernya telah menyarankan untuk memperkuat Bakhmut.