Sutradara Kamila Andini Ingin Buat Karakter Utama Wanita di Film Serealistis Mungkin
Karakter utama wanita yang dibuat Kamila serupa dengan sosok di kehidupan nyata.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara Kamila Andini sangat vokal menyuarakan permasalahan sosial dan kesetaraan gender pada karya film-filmnya. Kamila mengatakan, ingin serialistis mungkin membuat karakter utama wanita dalam setiap filmnya.
Pembuat film kelahiran 6 Mei 1986 itu mengatakan, dia merasa banyak film yang membuat karakter utama wanita harus memiliki male character seperti berani dan kuat. Di sisi lain, Kamila mengatakan tidak ingin membuat karakter utama wanita seperti itu.
“Di lain sisi pas saya bikin karakter saya sendiri tidak seperti itu, masih pemalu, insecure, emosional, sensitif, polos,” kata sutradara film Yuni (2021) itu dalam acara “Hari Perempuan Internasional bertajuk Reflections of Me” bersama Netflix di The Hall Senayan City, Jakarta Selatan, Kamis (16/3/2023).
Kamila menjelaskan, karakter utama wanita yang dibuatnya serupa dengan sosok-sosok wanita yang ada di masyarakat sekitar. Apalagi, Kamila menyadari bahwa masyarakat sangat umum mengekspektasikan wanita agar menjadi sosok ibu dan istri sempurna. Padahal, tuntutan seperti itu sangat menyiksa bagi wanita.
“Saya mengerti bagaimana menyakitkannya itu, bagaimana menjadi berani untuk mempresentasikan diri, padahal ada tuntutan memenuhi standar masyarakat,” ujar Kamila.
Kamila mengatakan, dia selalu membiarkan karakter utama wanita ciptaannya itu memiliki kelemahan. Dia ingin karakternya punya proses untuk menjadi lebih baik, sedikit demi sedikit. Hal itu yang membuatnya tertarik menyuarakan alasan kenapa wanita menginginkan pembebasan.
“Setiap pilihan mereka bukan yang terbaik, tapi itu pilihan,” kata dia.
Kamila mengatakan, sangat suka dengan pekerjaannya karena terkadang bisa mengangkat cerita yang terjadi di sekitarnya. Dia juga bisa menemukan dirinya sendiri dalam film-filmnya. “Setiap saya membuat karakter, saya pikir saya bisa mempresentasikan wanita lain,” ujarnya.
Sejak kecil, Kamila banyak menonton film Indonesia dan Hollywood. Kamila mengatakan sangat terkesan dengan film My Girl (1991) yang menceritakan tentang kehidupan seorang gadis remaja yang sedang mengalami perubahan temperamen. Untuk film Indonesia, Kamila sangat suka dengan Dr. Sami (1952) dan Sedap Malam (1951) karya sutradara Ratna Asmara.