Syekh Rusdi Ingatkan Anwar Ibrahim Tentang Peradaban dan Akhlak

Menurut Anwar, negara juga akan kekal subur dengan adanya sinergi ulama dan umaro.

Dok pribadi
PM ke-10 Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim mendengarkan tausiah dari Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabar Al-Hasani.
Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri (PM) Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim menggelar Majlis Ilmu Madani di Istana Sri Perdana, Kawasan Putrajaya, Malaysia pada Kamis (16/3/2023). Majlis Ilmu Madani dihadiri sekitar 250 tamu dari berbagai agensi Kantor Perdana Menteri (Urusan Agama) hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Dalam majelis rutin tersebut, PM Anwar kedatangan tamu istimewa seorang ulama dari Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, yakni Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabar Al-Hasani. Ulama internasional tersebut datang didampingi muridnya Khadim Zawiyah Arraudhah, KH Muhammad Danial Nafis yang berasal dari Indonesia.



Di hadapan PM ke-10 Malaysia, Syekh Yusri mengingatkan tentang pengalaman sejarawan ulung Abdul Rahman ibn Khaldun terkait runtuhnya sebuah peradaban. Hal itu disebabkan lunturnya akhlak yang harus dijadikan pelajaran pemimpin dan umat saat ini.

Anwar pun menanggapi nasihat Syekh Yusri tentang menjaga akhlak, tidak mengejar kekuasaan dan kekayaan harus dipraktikkan. Selain itu, sambung dia, mengingatkan secara santun perlu menjadi amalan seseorang pemimpin dalam menunaikan tanggung jawabnya kepada rakyat dan negara.

"Meski kebebasan rakyat itu dijamin, namun negara harus berdiri dengan aturan hukum (rule of law). Setiap permasalahan atau isu mesti jelas dibedakan antara kebenaran dengan fitnah," kata Anwar mengutip nasihat Syekh Yusri dikutip di Jakarta, Sabtu (18/3/2023).

Anwar menjelaskan, keyakinan tentang kebenaran bisa terhapus apabila fitnah secara terus-menerus disampaikan ke khalayak ramai. Hal itu bisa membuat negara kocar-kacir dan yang dirugikan tentu rakyat kelas bawah.

"Saya mengingatkan semua dan diri saya agar nasihat Syekh Yusri ini diterima dengan baik oleh setiap orang. Nasihat dan kritikan yang membangun niscaya akan membuka pintu kepada reformasi dan pastinya memanfaatkan semua pihak," jelas Anwar.

Anwar menuturkan konsep Malaysia Madani yang diperkenalkannya pada 19 Januari 2023, bertujuan untuk membina sebuah peradaban yang mempunyai nilai dan akhlak tinggi, serta menitikberatkan aspek sama rata dalam memimpin sebuah negara dengan rakyat berbagai kaum.

Menurut Anwar, negara juga akan kekal subur dengan adanya sinergi ulama dan umaro (pemimpin). "Kerja sama jitu antara ilmuwan dan pemimpin, agar segala perencanaan dan ide dapat diterjemahkan dalam bentuk kebijakan dan undang-undang demi kemaslahatan rakyat," ucap Anwar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler