BRI Insurance: Literasi Masyarakat Terhadap Asuransi Masih Rendah

Kebutuhan masyarakat akan asuransi pun masih rendah.

brins.co.id
BRI Insurance. BRI Insurance indeks literasi masyarakat terhadap industri asuransi khususnya asuransi umum masih sangat rendah.
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Chief Financial Officer (CFO) BRI Insurance (BRINS) Sony Harsono WS mengatakan, indeks literasi masyarakat terhadap industri asuransi khususnya asuransi umum masih sangat rendah.

Baca Juga


"Artinya, pemahaman masyarakat mengenai kebutuhan proteksi asuransi itu masih sangat rendah," kata Sony liHarsono saat memberi sambutan dalam peresmian Marketing Representative Office (MRO) BRINS Purwokerto, di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (20/3/2023).

Ia mengatakan, hal itu terjadi pada seluruh lapisan masyarakat, dari masyarakat lapisan bawah hingga atas termasuk para pelaku UMKM dan sebagainya.

Selama ini, kata dia, indeks literasi masyarakat yang tergolong bagus ada pada pembiayaan atau perbankan karena pada sektor keuangan tersebut inklusinya juga sudah tinggi. Selain itu, memang karena kebutuhannya adalah kebutuhan pembiayaan. "Sehingga mau enggak mau, pembiayaan, tabungan untuk transaksi, semua berjalan," kata Sony.

Akan tetapi, kata dia lagi, masyarakat seperti pelaku UMKM kadang lupa ketika mendapatkan akses pembiayaan hingga akhirnya bisa sukses, tanpa diduga terjadi bencana atau mengalami kecelakaan dan sebagainya sehingga mengakibatkan usaha yang telah dirintis menjadi habis karena tidak punya proteksi. Di sinilah asuransi hadir untuk menjaga dari risiko itu.

BRI Insurance meresmikan kantor cabang pembantu atau MRO BRI Insurance di Purwokerto untuk lebih mendekatkan layanan perusahaan asuransi umum tersebut dengan masyarakat. "MRO Purwokerto ini dibuka sebagai perluasan dan peningkatan unit kerja lama yang semula setingkat Markerting Channel (MC)," kata Sony.

Sony mengatakan sebelum diambil alih oleh Bank BRI sebagai anak perusahaan pada tahun 2019, produksi BRI Insurance pada 2018 hanya sebesar Rp 200 miliar.

"Sekarang, pada 2022 kami sudah mencapai produksi Rp 2,6 triliun dengan rata-rata peningkatan produksi itu 15 persen konstan. Labanya sebelum audit tahun 2022 sudah mencapai Rp 373 miliar atau rata-rata naik sekitar 30 persen," ujar Sony lagi.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler