Kadin Komite Tiongkok Perluas Hubungan Diplomasi Indonesia-China

KIKT tidak hanya ingin mengembangkan hubungan dagang antarkedua negara.

KIKT
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) menggunting pita tanda peresmian kantor Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) di Jakarta, Senin (27/3). Ikut mendampingi dalam pemotongan pita tersebut Ketua KIKT Garibaldi Thohir, Wakil Ketua Umum Kadin Shinta W Kamdani, Wakil Duta Besar China untuk Indonesia Zhou Kan, dan Owner Agung Sedayu, Aguan.
Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hubungan erat antara Indonesia dan Jepang serta Korea  Selatan menjadi inspirasi bagi Ketua Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), Garibaldi Thohir. Di antara Indonesia dan Jepang serta Korea Selatan, hubungan diplomasi yang terjadi bukan semata-mata dagang. 

Baca Juga


Sebagai Ketua KIKT, pihaknya pun ingin mengembangkan hal yang sama dalam hubungan diplomasi Indonesia dengan China. "Kita ingin KIKT bisa menjadi jembatan yang mempererat hubungan kedua negara," ujar pengusaha yang akrab disapa Boy Thohir saat peresmian Kantor KIKT di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta, Senin (27/3/2023).

Kantor KIKT berada di Agung Sedayu Tower. Boy mengungkapkan bahwa KIKT menjadi satu satunya komite di Kadin yang memiliki kantor. "Terima kasih Pak Aguan (pemilik Agung Sedayu) atas dukungan penuhnya," tutur Boy. 

Dia juga menambahkan, KIKT tidak hanya ingin mengembangkan hubungan dagang antarkedua negara. Boy mendorong agar diplomasi budaya maupun people to people diplomacy juga terjalin antara Indonesia dan China. 

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Juli mendatang pihaknya akan menerima kunjungan misi budaya dari Provinsi Xinjiang, China. Mereka akan mementaskan pertunjukan di beberapa kota. Rencananya pertunjukan tersebut akan dikolaborasikan dengan para seniman-budayawan Indonesia. 

Peresmian kantor tersebut juga dihadiri Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, serta Wakil Ketua Umum Kadin Shinta W Kamdani. Dalam kesempatan tersebut, Erick menyebutkan bahwa hubungan antara Indonesia dan China selama ini sangat menguntungkan kedua pihak. 

Dalam sambutannya Erick juga mengingatkan soal jebakan pola pikir negara maju. "Dalam globalisasi, negara maju hanya mendorong hubungan dagang," tutur dia.

Hal itu dinilainya membuat negara berkembang menjadi sulit untuk maju. Oleh karena itu, pihaknya pun menyambut penuh rencana KIKT yang akan meluaskan hubungan diplomasi di antara kedua negara. Dia meyakini, rencana tersebut akan membuat hubungan di antara keduanya menjadi lebih saling menguntungkan, berkelanjutan, dan semakin kuat. 

Hal ini pun diaminkan oleh Shinta W Kamdani yang juga memberikan sambutan pada kesempatan tersebut. Sedangkan Bahlil dalam sambutannya mengingatkan soal toleransi dalam dunia ekonomi. 

"Kalau dalam hal agama di Indonesia, toleransi umat Islam yang mayoritas dalam melindungi agama lain," tutur dia.

Dalam dunia ekonomi, kata Bahlil, penguasa mayoritas sumber daya ekonomi juga harus memberdayakan yang lemah. Pihaknya pun mengingatkan agar antara KIKT dan pemerintah terus saling mendukung. Pihaknya mengaku harus mencapai target investasi asing yang bisa masuk ke Indonesia. KIKT dinilainya sebagai elemen penting dalam pencapaian target tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler