Kebutuhan Air di IKN Disiapkan Jauh di Atas Rata-Rata Nasional
BWSK sebut kebutuhan air layak konsumsi di IKN disiapkan di atas rata-rata nasional.
REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Balai Wilayah Sungai Kalimantan (BWSK) IV Samarinda menyatakan, kebutuhan air layak konsumsi di Ibu Kota Nusantara (IKN) disiapkan jauh di atas rata-rata nasional, yakni mencapai 150 liter per orang per hari dari sejumlah sumber air.
"Rata-rata konsumsi air masyarakat Indonesia baik untuk mandi, cuci, masak, minum, dan lainnya adalah 60 liter per orang per hari, sedangkan di IKN kami siapkan 150 liter per orang per hari," ujar Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan (BWSK) IV Samarinda Harya Muldianto.
Kebutuhan air sebanyak itu, berdasarkan analisa yang pihaknya lakukan, cukup dipenuhi dari dua sumber air baku yang saat ini masih tahap penyelesaian, yakni Bendungan Sepaku Semoi dan Intake Sungai Sepaku.
Berdasarkan estimasi dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), lanjutnya, pada 2045 jumlah penduduk di IKN sekitar 2,6 juta jiwa, maka untuk kebutuhan di tahun itu pihaknya telah menghitung kebutuhan air, sehingga pada 2045 telah disiapkan air baku mencapai 9.300 liter per detik yang di antaranya dari dua sumber air tersebut.
Berdasarkan analisa, lanjut Harya, sampai saat ini debit air permukaan pada Sungai Sepaku sanggup memenuhi Bendungan Sepaku Semoi dan Intake Sungai Sepaku hingga lebih 100 tahun ke depan.
Bendungan Sepaku Semoi mampu menyuplai kebutuhan air baku sebanyak 2.500 liter per detik, dengan pembagian sebanyak 2.000 liter per detik untuk penduduk IKN dan Sepaku, sedangkan sisanya yang 500 liter per detik untuk penduduk Balikpapan.
Sementara untuk Intake Sungai Sepaku berkapasitas 3.000 liter per detik, namun untuk tahap awal disiapkan empat pompa yang masing-masing berkapasitas 600 liter per detik, yakni tiga pompa dioperasikan dan satu pompa untuk cadangan.
"Kami optimis Sungai Sepaku masih memiliki debit andalan terhadap kebutuhan air, apalagi jika di hulu Intake Sungai Sepaku dibangun waduk lagi, tentu ada tampungan air baru, sehingga mampu mencukupi kebutuhan air di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), warga Sepaku dan sekitarnya, termasuk kawasan pengembangan," ujar Harya.
Ia juga mengajak warga yang tinggal di Kaltim untuk selalu bersyukur karena daerah ini tidak kekurangan air permukaan, yakni curah hujan cukup tinggi yang mencapai 2.800 mm per tahun, sedangkan di Jawa pada kisaran 1.800 mm per tahun.
"Berdasarkan estimasi 2,6 juta penduduk IKN plus kawasan pengembangan, ditambah warga Sepaku dan Balikpapan, suplai air di kawasan Nusantara sangat cukup. Kalau pun ada penambahan penduduk di luar prediksi, kita masih punya cadangan air Batu Lepek di Jonggon, masih ada Sungai Mahakam, bahkan banyak embung yang kecil-kecil," ucap Harya.