PUPR: Proyek Tol Gilimanuk-Mengwi Tunggu Dukungan Pembiayaan

PUPR sebut proyek tol Gilimanuk-Mengwi di Bali masih menunggu dukungan pembiayaan.

Antara/Fikri Yusuf
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (tengah), Gubernur Bali Wayan Koster (kanan), dan Direktur Utama PT Tol Jagat Kerthi Bali Tito Sulistio (kiri) berbincang saat Penandatanganan Perjanjian Pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi di Denpasar, Bali. PUPR sebut proyek tol Gilimanuk-Mengwi di Bali masih menunggu dukungan pembiayaan.
Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menyebutkan progres proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi di Bali saat ini menunggu dukungan pembiayaan dari perbankan atau financial close.

Baca Juga


"Progres saat ini sedang menunggu financial close," ujar Kepala BPJT Danang Parikesit dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR RI yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.

Danang mengatakan, proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi sudah dilaksanakan Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) pada 8 Maret 2022.

Proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi rencananya terdiri dari tiga seksi. Seksi pertama yakni segmen Gilimanuk-Pekutatan, seksi kedua Pekutatan-Soka, dan seksi terakhir Soka-Mengwi.

Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan dalam pembangunan jalan tol, khususnya di Bali sebagai destinasi wisata dunia, harus memperhatikan beberapa hal.

Pertama adalah kualitas, karena sebagai wisata dunia, Bali harus menunjukkan Indonesia bisa membangun jalan tol dengan kualitas terbaik.

Lalu, kedua juga harus memperhatikan estetika. Tidak hanya struktur-struktur jalan saja, namun juga kualitas dan estetikanya, tanpa mengurangi kecepatan kerjanya.

Proses pembangunan jalan tol ini tetap memperhatikan kearifan lokal Bali, dengan menghindari tempat-tempat suci serta membangun jalur khusus roda dua untuk sepeda dan sepeda motor.

Adapun Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi akan dibangun melintasi 3 kabupaten, 13 kecamatan dan 58 desa. Dengan pemberdayaan 4 desa di Bali sebagai rest area terpadu yang masing-masing memiliki konsep berbeda.

Jembrana mengangkat kearifan lokal. Lalu Pekutatan yang menunjang area taman bermain internasional, kemudian Soka dengan konsep pedesaan sebagai tempat beristirahat, serta Tabanan sebagai pusat logistik untuk distribusi dalam kota.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler