Curhatan Sedih Jackie Chan dan Michelle Yeoh Sebagai Aktor Film Action

Di Hong Kong, Jackie Chan, Jet Li, dan Michelle Yeoh tidak bisa 'membeli' asuransi.

EPA
Aktor Jackie Chan. Menjadi aktor film action tidak mudah bagi Jackie Chan dan Michelle Yeoh. Keduanya mengalami kesedihan di tengah popularitasnya.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebagai sosok ikonik di industri film, Jackie Chan meninggalkan jejak tak terhapuskan di dunia film action atau aksi. Meskipun mungkin sulit untuk menemukan aktor lain seperti Chan, warisan yang dia tinggalkan akan terus menginspirasi generasi bintang aksi dan pembuat film pada masa depan.

Baca Juga


Di sisi lain, kontribusi Chan untuk film tidak dapat ditiru. Dalam salah satu wawancara di belakang layarnya baru-baru ini, bintang film Hong Kong itu berbicara tentang keadaan sedih bintang aksi dalam film. Komentarnya menjadi viral di media sosial Cina, memicu diskusi hangat.

Dalam wawancara, Chan sambil menangis mengatakan sangat sulit untuk menemukan Jackie Chan kedua. Dia berharap industri film sekali lagi menghargai bintang aksi sejati daripada hanya aktor tampan.

Chan  telah memberikan pengaruh yang mendalam pada industri film baik di dalam maupun luar negeri. Pria kelahiran 1954 ini adalah aktor Cina pertama yang diberi Academy Award kehormatan untuk “pencapaian luar biasa” dalam film.

Pesona Chan, atletis, dan karisma tak terbatas telah menarik perhatian penonton selama lebih dari empat dekade. Terlepas dari kesuksesannya yang luar biasa, Chan telah menyatakan keinginannya untuk mencari pengganti dirinya sendiri.

Namun, industri ini telah beralih ke efek digital dan lebih sedikit permintaan untuk aksi berbahaya sehingga sulit bagi bintang aksi generasi baru untuk muncul. Sementara itu, kesuksesan besarnya akan sulit direproduksi karena setiap orang itu unik.

Kesuksesan besar Chan dapat dikaitkan dengan fondasi seni bela diri yang kokoh, serta dedikasinya yang tak kenal lelah pada keahliannya. Ayah Jaycee Chan ini ahli dalam berbagai aspek produksi film, mulai dari penulisan dan penyutradaraan hingga akting dan koreografi.

Adegan aksinya terkenal karena tidak menggunakan pemeran pengganti dan dedikasi profesionalnya serta aksi petualangannya yang tak kenal takut. Pencapaian yang tak tertandingi juga bertepatan dengan masa keemasan perfilman Hong Kong pada akhir 1900-an dan awal 2000-an.

Dia kemudian meraih kesuksesan internasional yang besar dengan hit seperti Rumble in the Bronx, film animasi Kung Fu Panda, dan waralaba Rush Hour. Namun, industri film telah berkembang dan penonton Negeri Tirai Bambu sekarang lebih menikmati genre fiksi ilmiah.

Dengan perkembangan teknologi yang melonjak, efek khusus CGI menjadi hal yang lumrah dalam pembuatan film. Lebih mudah menggunakan efek digital dibandingkan mengambil risiko melakukan aksi yang mungkin membuat aktor terluka atau pemeran penggantinya terluka saat syuting.

Keprihatinan tersebut juga dirasakan aktris yang baru saja memenangkan Piala Oscar sebagai aktris terbaik, Michelle Yeoh. “Di Hong Kong, Jackie Chan, Jet Li, dan saya tidak bisa membeli asuransi,” kata dia.

Hal tersebut karena pekerjaan mereka sangat berbahaya dan insiden cedera hampir terjadi setiap hari. Namun demikian, seni bela diri tetap menjadi bagian penting dari film Cina karena memiliki akar yang dalam pada budaya tradisional Cina dan masih ada sekelompok penggemar berat yang suka membaca novel dan drama seni bela diri.

Film terbaru Jackie Chan berjudul Ride On dijadwalkan tayang di bioskop di Cina pada 7 April 2023. Tanggal tersebut tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-69.

Dilansir laman Global Times, Selasa (28/3/2023), Ride On adalah film drama aksi, di mana Chan memberi penghormatan kepada pria akrobat zaman dulu. Film ini bercerita tentang seorang pemeran pengganti atau stuntman (Chan) yang lusuh, bersama dengan kuda stunt-nya, menjadi sensasi media sosial dalam semalam ketika pertarungan kehidupan nyata mereka dengan penagih utang menjadi viral.

Ride On juga akan dirilis di Amerika Utara, Inggris, dan banyak negara lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun permintaan akan bintang laga mungkin telah berkurang, masih ada tempat bagi seni bela diri dan film laga di pasar global.

 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler