Berpidato di Parlemen Jerman, Raja Charles III Kecam Serangan Rusia ke Ukraina

Menurut Raja Charles III, serangan Rusia ke Ukraina telah mengancam keamanan Eropa.

AP Photo/Matthias Schrader
Kanselir Jerman Olaf Scholz menyambut Raja Inggris Charles III di kanselir di Berlin, Kamis (30/3/2023). Raja Charles III tiba Rabu untuk kunjungan resmi tiga hari ke Jerman.
Rep: Kamran Dikarma, Amri Amrullah Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Raja Inggris Charles III mengecam serangan Rusia ke Ukraina saat berpidato di majelis rendah parlemen Jerman, Bundestag, Kamis (30/3/2023). Dia pun mengapresiasi dukungan yang telah diberikan Berlin untuk Kiev.

Baca Juga


Raja Charles III mengatakan, serangan tak beralasan Rusia ke Ukraina telah memicu penderitaan. “Hidup yang tak terhitung jumlahnya telah dihancurkan; kebebasan dan martabat manusia telah diinjak-injak dengan cara yang paling brutal,” ucapnya, dilaporkan Bloomberg.

Menurut dia, serangan Rusia ke Ukraina telah mengancam keamanan Eropa dan nilai-nilai demokrasi yang dianutnya. “Bahkan saat kita membenci pemandangan kehancuran yang mengerikan, kita dapat mengambil hati dari persatuan kita untuk membela Ukraina, perdamaian, dan kebebasan,” ucapnya.

Raja Charles III pun memuji keputusan Jerman untuk membalikkan kebijakan pertahanan yang diterapkannya selama beberapa dekade terakhir guna membantu Ukraina. “Keputusan Jerman untuk mengirim dukungan militer yang signifikan ke Ukraina sangat berani, penting, dan dihargai,” ujarnya.

Pada Jumat (31/3/2023), Raja Charles diagendakan mengunjungi tugu peringatan di Hamburg untuk Kinder-transport, yakni evakuasi kereta api anak-anak pengungsi Yahudi ke tempat aman di Inggris menjelang Perang Dunia II.

Lawatan Raja Charles III ke Jerman merupakan kunjungan kenegaraan pertamanya sebagai raja. Pada Rabu (29/3/2023), dia dan istrinya Permaisuri Camilla disambut Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dengan penghormatan militer di Gerbang Branden-burg, Berlin. Acara itu turut dihadiri publik Jerman.

Dalam pidatonya di jamuan kenegaraan pada Rabu malam lalu, Steinmeier menyinggung soal Brexit, yakni keputusan Inggris hengkang dari Uni Eropa. “Saat itu banyak yang khawatir bahwa Brexit dapat membuat Jerman dan Inggris berpisah, tapi ini tidak terjadi. Terlalu kuat ikatan antara negara kita, terlalu dekat persahabatan antara rakyat kita, terlalu berharga upaya rekonsiliasi setelah dua perang dunia,” kata Steinmeier. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler