Tangisan Jagung dan Gandum Juga Terdengar Saat Terpapar Virus Penyakit

Tanaman mengeluarkan suara letupan ultrasonik saat mengalami dehidrasi atau rusak secara fisik.

.
Rep: Ilham Tirta Red: Partner
Ilustrasi. Petani memperlihatkan tanaman jagung yang terserang ulat di area persawahan Desa Gogorante, Kediri, Jawa Timur, Jumat (17/9/2021). Ulat grayak menyerang tanaman jagung secara merata di sedikitnya tiga kecamatan yakni Kecamatan Papar, Purwoasri, dan Ngasem sehingga produktivitas jagung terancam menurun.

ANTARIKSA -- Selain mendengar suara teriakan tomat dan tembakau yang dehidrasi atau terpotong, ilmuwan juga telah mendengar suara jagung, gandum, dan kaktus karena terserang virus penyakit. Suara tangisan ketiga nama terakhir juga terdengar dalam penelitian para ilmuwan dari Harvard, Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan Universitas Tel Aviv.


Penelitian yang telah diterbitkan di jurnal Cell pada Kamis, 30 Maret 2023, berfokus pada tanaman tomat dan tembakau. Hasilnya, tomat dan tembakau menunjukkan mereka mengeluarkan suara letupan ultrasonik saat mengalami dehidrasi atau rusak secara fisik. Ketika kekurangan air atau dipotong dengan gunting, tanaman mengeluarkan 'jeritan' putus putus yang berfrekuensi sangat tinggi di atas yang bisa ditangkap telinga manusia.

"Manusia biasanya mendengar hingga 16 kilohertz. Suara (tanaman ini) sebagian besar antara 40 dan 80 kilohertz," kata ahli biologi dan teori evolusi sekaligus penulis utama penelitian tersebut, Lilach Hadany seperti dikutip Insider.

Saat suara itu diturunkan ke rentang yang dapat dideteksi oleh telinga manusia, letupan yang dipicu oleh keadaan tertekan tanaman terdengar seperti seseorang yang meronta dengan marah, melintasi bidang bungkus gelembung. "Meskipun manusia tidak dapat mendengar semburan ultrasonik ini tanpa bantuan teknologi, berbagai mamalia, serangga, dan bahkan tumbuhan lain kemungkinan bisa mendeteksi suara-suara pohon ini di alam liar dan menanggapinya," tulis para peneliti dalam laporannya di jurnal Cell.

Baca juga: Ilmuwan Mendengar Pohon Tomat Berteriak dan Menjerit Kesakitan

Para peneliti yang sama pertama kali mengungkap reaksi pepohonan pada 2019. Saat itu, mereka menemukan suara yang dikeluarkan tanaman popping atau tanaman kerupuk yang dimuat di database pracetak bioRxiv. Namun, penelitian tersebut kini telah ditinjau oleh rekan sejawat.

"Di masa depan, manusia dapat memanfaatkan alat perekam dan kecerdasan buatan (AI) untuk memantau tanaman dari tanda-tanda dehidrasi atau penyakit ini," tulis para ilmuwan.

Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa tanaman yang kekeringan mengalami proses yang disebut kavitasi, di mana gelembung udara terbentuk dan runtuh di dalam jaringan pembuluh tanaman. Hal itu mengeluarkan suara letupan yang dapat dideteksi oleh alat perekam yang terpasang pada tanaman. "Tapi tidak jelas apakah suara letupan seperti itu bisa terdengar dari kejauhan," tulis penulis di Cell.

Jadi tim ilmuwan memasang mikrofon di dekat tanaman tomat dan tembakau yang sehat dan tertekan, baik di dalam kotak kedap suara maupun di rumah kaca. Tanaman yang tertekan mengalami dehidrasi atau batangnya dipotong. Tim juga merekam pot yang hanya berisi tanah, untuk memeriksa apakah tanah saja tidak mengeluarkan suara dan mereka memastikannya tidak.

Rata-rata, tanaman yang sehat mengeluarkan kurang dari satu letupan per jam, tetapi tanaman yang mengalami keadaan tertekan mengeluarkan sekitar 11 hingga 35 letupan, tergantung pada spesies tanaman dan pemicu tekanan. Tanaman tomat yang mengalami kekeringan adalah yang paling berisik, dengan mengeluarkan lebih dari 40 letupan per jam.

Untuk mendetaksi suara-suara tersebut, tim peneliti memasukkan rekaman tersebut ke dalam algoritme pembelajaran mesin, sistem kecerdasan buatan (AI) yang digunakan untuk mengidentifikasi pola dalam data. Dalam percobaan tambahan, tim berhasil merekam suara dari tanaman tomat yang sakit karena terinfeksi virus mosaik tembakau, dan juga menangkap suara tangisan tanaman lain yang tertekan, seperti gandum, jagung, dan kaktus.

Dalam penelitiannya, ilmuwan mengambil rekaman dengan mengatur jarak mikrofon sekitar 10 sentimeter dari tanaman. Namun menurut mereka, suara ultrasonik itu berpotensi didengar oleh hewan mamalia dan serangga dari jarak 3 hingga 5 meter. “Temuan ini dapat mengubah cara kita berpikir tentang kerajaan tumbuhan, yang selama ini dianggap hampir diam,” tulis para penulis. Sumber: Live Science

sumber : https://antariksa.republika.co.id/posts/208577/tangisan-jagung-dan-gandum-juga-terdengar-saat-terpapar-virus-penyakit
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler