Pemudik Diimbau Lewat Jalur Alternatif Jembatan Kretek II Bantul
Ruas jalan di Bantul paling banyak yang rawan kecelakaan.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Ni Made Dwipanti mengimbau pemudik yang akan memasuki DIY menggunakan jalur alternatif.
Pemudik diminta menghindari jalur rawan kecelakaan, kemacetan, dan tanah longsor. “Jalur alternatif penting. Kalau dimana-mana macet, tapi ada hal-hal yang perlu dihindari, jangan melewati jalur-jalur (rawan) yang sudah kami sampaikan,” katanya belum lama ini.
Made mengatakan sudah memiliki data terkait daerah-daerah rawan tersebut. Untuk rawan kecelakaan, ada 10 daerah yang terdapat dan sebagian besarnya terdapat di Kabupaten Bantul.
Terkait rawan kecelakaan ini pun, ia sudah melakukan kesiapsiagaan. Rambu hingga petugas akan disiapsiagakan di jalur-jalur yang masuk dalam rawan kecelakaan.
“Ruas Bantul paling banyak (rawan kecelakaan). Sudah kami identifikasi apa yang perlu kita taruh di situ. Rambu, kemudian mungkin marka perlu kita lihat seperti apa, dan menempatkan petugas,” ujar Made.
Sedangkan, untuk rawan kemacetan sebagian besarnya terdapat di dalam kota. Untuk jalur-jalur yang rawan longsor paling banyak berada di Kulon Progo.
“Kalau rawan kemacetan saya kira di semua simpang kita di dalam itu (kota) rawan kemacetan. Kalau longsor saya kira di wilayah seperti daerah Piyungan, Kulon Progo, itu titik terbanyak di situ,” jelasnya.
Untuk itu, Made meminta agar pemudik yang masuk ke DIY dapat menghindari jalur-jalur tersebut dan lebih menggunakan jalur alternatif. Jalur alternatif yang disediakan yakni di Jembatan Kretek II di selatan DIY guna memecah kepadatan arus lalu lintas.
Ia memperkirakan pemudik yang masuk ke DIY tahun 2023 hampir dua kali lipat dari 2022. “Nanti kami publish semua, harapannya masyarakat bisa menghindari ruas-ruas jalur itu. (Jembatan) Kretek II itu sebagai jalur alternatif,” kata Made.