Cuaca Ekstrem dan Low Season, Pengguna Transportasi Menurun
Terjadi penurunan jumlah penumpang pada seluruh moda transportasi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, secara bulanan pada Februari 2023 terjadi penurunan jumlah penumpang pada seluruh moda transportasi. Penurunan jumlah penumpang terjadi pada angkutan udara internasional dan domestik, laut domestik, serta kereta api.
“Jumlah penumpang angkutan udara domestik yang berangkat pada Februari 2023 sebanyak 4,4 juta orang atau turun 11,04 persen dibandingkan kondisi pada Januari 2023. Jumlah penumpang tujuan luar negeri juga turun 4,40 persen menjadi 1,1 juta orang,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Senin (3/4/2023).
Sementara itu, BPS mencatat jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri yang berangkat pada Februari 2023 sebanyak 1,3 juta orang atau turun 15,17 persen dibanding Januari 2023. Lalu untuk jumlah barang yang diangkut turun 1,25 persen menjadi 27,5 juta ton.
Lalu untuk jumlah penumpang kereta api yang berangkat pada Februari 2023 sebanyak 26,3 juta orang atau turun 9,50 persen dibandingkan Januari 2023. Lalu jumlah barang yang diangkut kereta api mengalami penurunan 6,08 persen menjadi 5,1 juta ton.
Pudji menuturkan, penurunan jumlah penumpang di seluruh moda transportasi pada Februari 2023 disebabkan karena adanya efek musiman. “Pada Februari ini merupakan masa low season. Kemudian kita lihat di Februari jumlah harinya ini lebih sedikit tiga hari dibandingkan dengan Januari,” tutur Pudji.
Lalu, cuaca buruk pada Februari 2023 juga mengganggu aktivitas penerbangan dan juga pelayaran reguler yang melayani transportasi masyarakat. Pudji menuturkan, kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya pembatalan beberapa penerbangan dan sementara aktivitas pelayaran.
Dia menambahkan, angkutan barang laut juga menurun dikarenakan rendahnya aktivitas distribusi bahan logistik. “Ini utamanya pada komoditas konstruksi bangunan bahan kimia dan juga besi kemudian angkutan barang menurun disebabkan oleh penurunan angkutan barang terutama pada komoditas peti kemas, BBM, batu bara, dan semen,” jelas Pudji.