Infeksi 4 Virus Sekaligus Bisa Jadi Penyebab Hepatitis Akut Misterius yang Menyerang Anak

Kasus hepatitis akut misterius sempat mengusik anak-anak di Amerika Serikat.

www.pixabay.com
Anak sakit (ilustrasi). Peneliti menemukan sejumlah anak yang mengalami penyakit hepatitis akut misterius terinfeksi beberapa jenis virus sekaligus.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa jenis virus yang umum saat ini dianggap menjadi biang keladi di balik wabah hepatitis akut misterius pada kalangan anak-anak beberapa waktu lalu. Kasus kerusakan hati parah pada anak-anak mulai bermunculan pada akhir 2021, saat lockdown Covid-19 mulai dilonggarkan dan dibukanya kembali sekolah tatap muka.

Hepatitis akut yang parah dan gagal hati sangat jarang terjadi pada anak-anak yang sehat, dan kasus ini membingungkan para ahli. Di Amerika Serikat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah menyelidiki 390 kasus di 46 negara bagian sejak musim gugur 2021.

Sebanyak 22 anak membutuhkan transplantasi hati, dan 13 meninggal. Di seluruh dunia, ada sekitar 1.000 kasus, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Penelitian yang diterbitkan Kamis pekan lalu di jurnal Nature menemukan kemungkinan penyebabnya, yaitu, adeno-associated virus 2 (AAV2), virus yang sebelumnya tidak diketahui menyebabkan penyakit. Dalam 93 persen kasus yang diselidiki, para peneliti mendeteksi AAV2.

"Namun yang terpenting, para peneliti menemukan bahwa AAV2 tampaknya tidak bertindak sendirian. Dibutuhkan virus "penolong" infeksi lain untuk masuk ke sel hati," kata peneliti, seperti dikutip dari laman NBC, Selasa (4/3/2023).

Studi ini berfokus pada 16 anak AS dengan hepatitis parah. Peneliti menganalisis sampel darah, feses, dan biopsi hati penderita. Dalam sebagian besar kasus, pasien terinfeksi tiga atau empat virus umum pada saat bersamaan.

"Beberapa koinfeksi adalah temuan yang tidak terduga," kata penulis studi senior Dr Charles Chiu, direktur Laboratorium Mikrobiologi Klinis University of California-San Francisco.

Dalam 75 persen kasus, peneliti menemukan bukti infeksi dengan setidaknya tiga virus pada waktu yang bersamaan. Sekitar sepertiga dari kasus, ada bukti empat virus.

Berbagai virus terdeteksi, salah satunya ialah adenovirus tipe 41, yang sebelumnya telah diidentifikasi sebagai tersangka potensial penyakit tersebut. Virus itu biasanya menyebabkan sakit perut. Peneliti juga menemukan virus herpes, enterovirus, dan virus Epstein-Barr, yang dapat menyebabkan mononukleosis.

Temuan ini tidak membuktikan bahwa koinfeksi secara langsung menyebabkan hepatitis parah, tetapi memberi petunjuk penting. Hasilnya dibandingkan dengan 113 pasien anak yang sehat atau memiliki masalah hati yang diketahui penyebabnya.

Baca Juga


Tidak ada bukti adanya banyak virus dalam kelompok kontrol ini. Dua penelitian lain yang pertama kali dirilis sebagai pracetak musim panas lalu juga mendeteksi AAV2 pada kasus hepatitis pediatri yang parah di Inggris.

"Temuan serupa oleh tiga studi independen memberikan kredibilitas yang kuat pada hasilnya," kata Thomas Baumert, kepala Inserm Research Institute for Viral and Liver Diseases dan University of Strasbourg di Prancis dalam sebuah pernyataan kepada media.

"Tidak jarang ada anak-anak terinfeksi beberapa virus pada saat yang sama, biasanya tanpa hasil yang mengerikan, menurut Dr Ibukun Kalu," seorang dokter penyakit menular anak di Duke University Hospital di Durham, Carolina Utara.

Bagaimana dengan Covid-19?
Tidak ada indikasi bahwa virus atau vaksin Covid-19 terkait dengan kelompok kasus tersebut. Tetapi kasus ini kemungkinan besar merupakan konsekuensi dari pandemi, menurut Chiu.

Saat sekolah ditutup, anak-anak tidak terpapar virus umum yang biasa beredar. Begitu pembatasan mulai dicabut, anak-anak tiba-tiba terpapar banyak virus sekaligus.

Secara global, kasus terjadi pada anak kecil, usia 10 tahun atau lebih muda. Inilah tepatnya periode waktu di mana sistem kekebalan sedang dibentuk.

Pada usia kritis ini, perkembangan kekebalan anak terganggu selama dua tahun. Salah satu konsekuensi yang tidak diinginkan dari pandemi Covid-19 adalah sekarang ada populasi anak-anak yang kekebalannya telah berubah.

Chiu menganjurkan agar selalu waspada terhadap kemungkinan bahwa dunia mungkin melihat manifestasi penyakit yang tidak biasa, seperti hepatitis, di masa depan. Kasus yang terkait dengan wabah baru-baru ini memang tampaknya berkurang.

Akan tetapi, Dr Amy Feldman selaku direktur medis Transplantasi Hati Pediatri di Children's Hospital Colorado di Colorado Springs, mengatakan dia melihat ada "segelintir" kasus gagal hati yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya setiap tahun. Timnya sekarang telah menambahkan skrining adenovirus untuk pasien anak dengan peradangan hati.

"Memahami penyebab potensial dari kasus tersebut dapat membantu dokter lebih memahami bagaimana mencegah dan bagaimana mengobatinya," kata Feldman.

Feldman juga menyebut bahwa sangat penting untuk menghentikan penyebaran kuman. Semakin sering orang mencuci tangan maka itu semakin baik untuk kesehatan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler