Film Air Hadirkan Suasana 1980-an, Saat Nike Berusaha Gaet Michael Jordan
Film Air tidak berfokus pada sosok Michael Jordan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Air yang sudah tayang di bioskop Indonesia menghadirkan suasana khas era 1980-an dengan penuh totalitas. Itu sesuai dengan periode waktu kisah dalam film, yakni di tahun 1984, ketika perusahaan alas kaki Nike berusaha menggaet pebasket Michael Jordan untuk kolaborasi lini sepatu Air Jordan.
Energi 1980-an amat terasa dalam film, mulai dari perangkat teknologi yang dipakai di era itu, mobil klasik, bangunan, ruang perkantoran, hingga pakaian para pemerannya. Sutradara Ben Affleck tidak main-main dalam menghadirkan suasana 1980-an itu secara maksimal.
Sebuah gedung perkantoran di Santa Monica, Los Angeles, Amerika Serikat, disulap jadi markas Nike di era 1980-an di Beaverton, Oregon, AS. Kantor Nike yang relatif sederhana itu menjadi pusat adegan dalam film yang mengisahkan cerita hadirnya Air Jordan ini.
Film Air tidak menyepelekan hal-hal kecil, seperti komputer dan perabot yang dipakai karyawan, proyektor lawas untuk presentasi, juga pesawat telepon "jadul" serta pager yang dipakai. Itu semua membuat penonton benar-benar diajak kembali ke tahun 1980-an.
Tentunya, banyak yang telah berubah sejak 1984. Dikutip dari catatan produksi film, tim desain film Air melakukan penelitian intens untuk menghadirkan setting sebenarnya dari periode waktu tersebut. Perancang kostum juga melakukan banyak penelitian, seperti mencermati katalog pakaian dari era 1978-1983.
Secara acak, adegan di film Air menyoroti sejumlah prinsip perusahaan Nike. Dialog para pemerannya pun mengungkap hal-hal yang mungkin belum banyak diketahui terkait perusahaan itu. Misalnya, asal mula logo centang dan slogan "Just Do It".
Akurasi juga menjadi acuan Affleck, sebab film Air berdasarkan peristiwa nyata dengan para tokoh yang benar-benar ada dan sebagian masih hidup saat ini. Sebut saja CEO Nike kala itu, yakni Phil Knight, yang dalam film diperankan oleh Ben Affleck.
Phil Knight merupakan sosok eksentrik, gemar berlari memakai setelan celana olahraga ketat merah muda dan memiliki mobil Porsche warna ungu anggur. Dalam film, sebagian besar tampilan kantor Knight direplikasi persis seperti aslinya.
Sementara, tokoh utama yang banyak disoroti adalah Sonny Vaccaro (Matt Damon). Vaccaro direkrut oleh Knight untuk memajukan divisi sepatu basket di Nike. Pria yang benci olahraga lari itu suka datang ke pertandingan basket di SMU untuk mencermati bakat-bakat baru.
Voccaro amat terpikat dengan Jordan, yang kala itu sudah jadi sorotan dan naik daun, meski belum masuk NBA. Vaccaro membidik Jordan untuk menjadi bagian dari Nike karena yakin pebasket muda itu akan menjadi bintang besar di dunia basket.
Karena film Air mengusung genre drama biografi olahraga tentang kisah di balik sepatu Air Jordan, tentunya pebasket Michael Jordan dan keluarganya punya andil dalam cerita. Meskipun demikian, Affleck menegaskan bahwa ini bukan film tentang sosok Jordan.
Tetap saja, kediaman, kendaraan, hingga busana keluarga Jordan dalam film dibuat serupa kondisi sebenarnya. Dapur rumah Jordan sengaja dibangun ulang seperti aslinya di sebuah gedung di Santa Monica, sedangkan bagian luar rumah Jordan terletak di Northridge, California.
Benda paling penting di film ini, yakni sepatu Air Jordan, tak luput dari perencanaan dan persiapan desain yang matang. Perancang sepatu Reynaldo Marquez didapuk untuk menciptakan kembali prototipe Air Jordan dalam film. Selain prototipe, Marquez juga merancang delapan variasi sepatu kets Nike lainnya yang terlihat di film Air.