Perkuat Posisi Pasar, Telkom Kawinkan IndiHome dan Telkomsel
IndiHome merupakan pemain fixed broadband terbesar di Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) dan Telkomsel telah menandatangani Perjanjian Pemisahan Bersyarat (Conditional Spin-off Agreement/CSA) untuk mengintegrasikan IndiHome ke Telkomsel. IndiHome merupakan pemain fixed broadband terbesar di Indonesia yang dimiliki 100 persen oleh Telkom.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan pemisahan usaha dan integrasi ini sejalan dengan inisiatif Fixed Mobile Convergence (FMC). Penandatanganan perjanjian ini merupakan bagian penting dalam mengimplementasikan strategi Telkom Group untuk menyediakan variasi layanan broadband terbaik, memperkuat bisnis, dan mewujudkan inklusi digital di Indonesia.
"Transaksi ini mendapat dukungan dari Telkom dan Singtel sebagai pemegang saham Telkomsel. Integrasi ini juga sejalan dengan strategi Singtel untuk terus mengembangkan bisnis dan memperkuat komitmennya di Indonesia," ujar Ririek dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (6/4/2023).
Ririek menyampaikan, IndiHome memimpin 75,2 persen pangsa pasar di Indonesia, salah satu pasar fixed broadband dengan pertumbuhan tercepat di dunia dengan tingkat penetrasi sekitar 14 persen dibandingkan dengan 40 persen di seluruh Asia Tenggara. Ririek mengatakan, ARPU fixed broadband enam kali lebih tinggi dari seluler di Indonesia dan dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat, fixed connection pun dipastikan tumbuh signifikan.
"Terkait pemisahan usaha (spin off) IndiHome ini, Telkomsel akan mengeluarkan sejumlah saham baru bagi Telkom," ucap Ririek.
Ririek menyampaikan, nilai IndiHome mencapai Rp 58,3 triliun atau 50 persen lebih tinggi dari ekuitas Telkom jika digabungkan dengan perjanjian komersial lainnya antara Telkom dan Telkomsel. Hal tersebut mengakibatkan transaksi ini dikategorikan sebagai transaksi material yang memerlukan persetujuan dari pemegang saham independen Telkom.
Bersamaan dengan integrasi ini, lanjut Ririek, Singtel sepakat untuk menggunakan haknya untuk mengambil sebesar 0,5 persen saham baru di Telkomsel senilai Rp 2,7 triliun dalam bentuk tunai. Hal ini menjadikan kepemilikan efektif Singtel di Telkomsel menjadi 30,1 persen, sementara kepemilikan Telkom di Telkomsel naik menjadi 69,9 persen.
"Dengan strategi yang melibatkan IndiHome dan Telkomsel ini, maka Business to Consumers (B2C) di Telkom Group akan sepenuhnya dikelola oleh Telkomsel, sementara fokus operasional Telkom adalah Business to Business (B2B)," ungkap Ririek.
Ririek berharap inisiatif FMC dapat memperkuat posisi Telkom Group sebagai perusahaan telekomunikasi terintegrasi untuk menjawab kebutuhan pelanggan yang terus berkembang dan menciptakan sinergi melalui jaringan pelanggan yang luas.
"Proses integrasi layanan broadband untuk pelanggan ritel Telkom Group adalah bagian dari tranformasi bisnis Five Bold Moves untuk memperkuat posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar telekomunikasi digital di Indonesia," kata Ririek.