Kanada Pulangkan 14 Warganya dari Kamp ISIS di Suriah

Memulangkan mereka adalah masalah yang sangat sensitif.

Foto : MgRol112
Ilustrasi Gerakan ISIS
Rep: Rizky Jaramaya Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS -- Pihak berwenang Kurdi di timur laut Suriah telah menyerahkan empat wanita dan 10 anak kepada delegasi Kanada sebagai persiapan untuk pemulangan mereka. Pemerintah Barat menghadapi kritik yang meningkat karena tidak menerima kembali warganya yang melakukan perjalanan ke Irak dan Suriah untuk menjadi sukarelawan ISIS. 

Baca Juga


"Pada Rabu, empat istri dan 10 anak pejuang asing ISIS yang tinggal di kamp Roj diserahkan kepada perwakilan Kementerian Luar Negeri Kanada," kata seorang pejabat di pemerintahan Kurdi, Khaled Ibrahim, dilaporkan Al Arabiya, Kamis (6/4/2023).

Ibrahim mengatakan, para wanita berusia antara 26 dan 35 tahun. Sedangkan anak-anak berusia antara tiga dan 11 tahun. Ibrahim menambahkan, ini adalah repatriasi keempat yang dilakukan oleh Kanada dari kamp pengungsi yang penuh sesak di timur laut Suriah.

Pada 21 Januari, pengadilan federal Kanada memerintahkan pemerintah untuk memulangkan 23 warga negara, 19 di antaranya wanita dan anak-anak, dari kamp Roj dan al-Hol. Sebelumnya pemerintahan Kanada memperlakukan anggota keluarga ISIS di Suriah berdasarkan kasus per kasus. Dalam empat tahun hanya segelintir perempuan dan anak-anak yang telah dipulangkan.

Sejak penghancuran pemerintahan ISIS di Suriah dan Irak pada 2019, lebih dari 42.400 orang dewasa dan anak-anak asing yang diduga memiliki hubungan dengan ISIS telah ditahan di kamp-kamp di Suriah. Menurut Human Rights Watch, mereka yang ditahan termasuk sekitar 30 warga negara Kanada, 10 di antaranya anak-anak.

Memulangkan mereka adalah masalah yang sangat sensitif bagi banyak pemerintah. Tetapi ada banyak kritik atas keengganan mereka untuk memulangkan warga negara mereka sendiri dari kamp Suriah 

Bulan lalu, Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan pemulangan cepat orang asing yang ditahan di kamp al-Hol Suriah, yang menampung lebih dari 50.000 orang. Hampir setengah dari mereka adalah anak-anak. Setelah mengunjungi kamp pada Maret, Kepala Komando Pusat AS, Jenderal Michael Kurilla, menyerukan repatriasi, rehabilitasi, dan reintegrasi penghuni kamp kembali ke negara dan komunitas asal mereka. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler