Tak Cuci Tangan Setelah Pegang Ingus, Ini yang akan Terjadi

Anda disarankan mencuci tangan setiap membersit hidung untuk mengeluarkan ingus.

Republika/Mardiah
Wanita sedang membersihkan ingus (ilustrasi). Setelah memegang ingus, Anda sebaiknya mencuci tangan.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendengar kata “ingus” mungkin terkesan menjijikkan, tetapi fungsinya amat penting. Ingus membantu menghentikan virus, bakteri, dan iritasi memasuki paru-paru melalui hidung. Karena sangat efektif dalam menjebak kuman, ingus juga efektif menyebarkannya.

Baca Juga


Itu sebabnya seseorang disarankan selalu mencuci tangan setiap kali selesai membersit hidung untuk mengeluarkan ingus, atau menutup mulut saat batuk dan bersin. Tidak mencuci tangan setelah melakukan aktivitas itu dapat menyebarkan berbagai penyakit.

Dikutip dari laman Best Life Online, Jumat (7/4/2023), sebagian orang belum memiliki kebiasaan tersebut. Menurut laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) pada 2020, sebanyak 25 persen orang mengaku tidak mencuci tangan setelah bersin, batuk, atau buang ingus.

"Tidak mencuci tangan setelah membuang ingus berpotensi menyebarkan berbagai penyakit pernapasan yang disebabkan oleh bakteri dan virus, seperti rhinovirus, influenza, cacar air, meningitis, dan infeksi streptokokus grup A dan B," ujar dokter kulit bersertifikat Cameron Rokhsar.

Profesor madya klinis dermatologi di Mount Sinai Hospital di New York, AS, itu menyebutkan beberapa gejala yang mungkin muncul, mulai dari ringan hingga parah. Beberapa di antaranya termasuk demam, menggigil, kram perut, mual, muntah, dan diare.

Rokhsar mengatakan, saat seseorang membuang ingus, tubuh mengeluarkan sekresi yang mengandung bakteri dan virus yang dapat dengan mudah berpindah ke tangan. Menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi sekresi tersebut dapat menyebabkan penyebaran patogen berbahaya.

Saat menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang terkontaminasi, seseorang dapat memasukkan patogen itu ke dalam tubuh dan menjadi terinfeksi. Menggunakan tisu saja tidak cukup, seseorang disarankan untuk mencuci tangan dengan air dan sabun.

Menurut Rokhsar, beberapa penyakit pernapasan yang dapat disebarkan setelah membuang ingus berpotensi mengancam jiwa, terutama di era Covid-19. Sementara, studi tahun 2018 oleh Departemen Pertanian AS (USDA) menemukan bahwa 97 persen orang tidak mencuci tangan dengan benar.

"Mencuci tangan dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik dapat membantu menghilangkan bakteri dan virus berbahaya dari tangan," kata Rokhsar.

Bagian depan dan belakang tangan, bawah kuku, dan di antara jari-jari juga harus disabun. Kemudian, bilas dengan air dan keringkan tangan menggunakan handuk bersih atau mesin pengering.

Jika sabun dan air tidak tersedia setelah membuang ingus, alternatifnya yakni memakai cairan pembersih tangan berbasis alkohol dengan kandungan minimal 60 persen alkohol untuk membantu mengurangi penyebaran kuman. Namun, mencuci tangan dengan sabun dan air jauh lebih baik.

Pasalnya, hand sanitizer tidak seefektif air dan sabun untuk menghilangkan kotoran, minyak, atau bahan kimia berbahaya yang mungkin ada di tangan. Selain itu, alkohol dalam cairan dan tisu pembersih dapat mengeringkan kulit dan dapat menyebabkan iritasi atau reaksi alergi pada beberapa orang.

Dengan menjaga kebersihan tangan yang baik, akan membantu tubuh melawan resistensi antibiotik. Ketika seseorang tidak menyebarkan penyakit, sama saja dengan mengurangi pemberian resep antibiotik dan membantu melawan resistensi antibiotik

Rokhsar mengatakan, antibiotik hanya boleh diresepkan jika diperlukan dan sesuai. "Menggunakan antibiotik secara tidak perlu, atau tidak menyelesaikan pengobatan sepenuhnya, dapat berkontribusi pada perkembangan bakteri yang kebal antibiotik," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler