Desa Selamanik Masuk Anugerah Desa Wisata 2023, Awalnya Tempat Penyebaran Islam
Desa Selamanik dipilih karena dinilai memiliki sejumlah potensi unggulan.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Desa Selamanik di Kabupaten Ciamis berhasil mengikuti Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023. Desa yang terletak di Kecamatan Cipaku ini menembus 75 besar pada ADWI 2023. Penetapan itu disampaikan langsung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Menurut Sandiaga, penetapan itu bukan tanpa alasan. Desa Selamanik dipilih, karena dinilai memiliki sejumlah potensi unggulan, baik dari sektor pariwisata, budaya, hingga pertanian. Hal tersebut diakui Menparekraf RI yang mengaku takjub dengan keindahan di Desa Selamanik.
“Kita sudah meilhat keindahan alam, potensi budaya, dan ketahanan pangan di sini. Ini menjadi salah satu yang spesial dari Desa Wisata Selamanik,” ujar Sandiaga dalam keterangannya yang diterima Republika, Sabtu (8/4/2023).
“Alhamdulillah saya sudah merasakan keindahan desa ini. Oleh karenanya saya nyatakan Desa Wisata Selamanik sebagai desa wisata terbaik berkelas dunia dan Indonesia maju,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar yang ikut mendampingi Benny Bachtiar mengucapkan terima kasih atas dukungan yang sudah diberikan oleh Kemenparekraf RI. Menurutnya, ADWI ini langkah penting dalam mendukung pengembangan potensi pariwisata di Jawa Barat.
“Ini menjadi upaya penggalian potensi pariwisata di Provinsi Jawa Barat. Mudah-mudahan kementerian bisa terus mendukung pengembangan potensi wisata khususnya di wilayah Cirebon Raya dan Priangan Timur,” ujar Benny.
Sebelum berkembang seperti saat ini, kata dia, Desa Selamanik awalnya menjadi bagian dari rangkaian sejarah Kerajaan Galuh Pakuan. Hal itu dapat dibuktikan dengan berbagai peninggalan, baik cerita rakyat ataupun bukti fisik berupa tempat yang dikeramatkan.
Awalnya di sekitar tahun 1800-an, Desa Selamanik bernama Desa Cikembang yang menjadi tempat menuntut ilmu serta penyebarluasan agama Islam. Hingga akhirnya pada 1905, terjadi peleburan antara Desa Cikembang dengan Desa Ciheras. Dua wilayah yang menyatu tersebut sepakat dinamai Desa Selacai.
Seiring berjalannya waktu, terjadi pemekaran wilayah di Desa Selacai. Wilayah baru itu kembali dinamakan Desa Ciheras hingga akhirnya diubah menjadi Desa Selamanik sesuai Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 140/SK.2111-Pem.Des/1983.
Nama Selamanik sendiri memiliki makna yang luas. Kantor desa berada di antara dua pohon besar yaitu pohon beringin dan pohon asem. Sementara di sebelah barat berdiri Gunung Manik yang konon menjadi tempat kediaman seorang tokoh bernama Nyi Mayang Cinde. Manik juga berarti isi dari otak yang lebih diartikan sebagai sebuah hasil pemikiran. Maka dari itu Selamanik bermakna ‘Di Antara Pemikiran’.
Sampai saat ini perekonomian masyarakat Desa Selamanik masih didominasi dari sektor pertanian. Hal tersebut bisa dilihat dari kondisi alamnya. Menurut laman resmi Desa Selamanik, 60 persen lahan berupa area pertanian. Sementara itu 20 persen diisi area tanaman pangan dan 20 persen sisanya merupakan pemukiman penduduk serta bangunan lainnya.