Mobil Listrik Honda e Diperkenalkan di Indonesia
Honda e dipasarkan dengan harga sekitar Rp 600 juta di Jepang
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – PT Honda Prospect Motor (HPM) mengenalkan mobil listriknya yakni Honda e di Indonesia. Kendaraan listrik bertenaga baterai (BEV) Honda ini memiliki karakter fun to drive karena didukung motor listrik bertenaga tinggi sehingga menghasilkan tenaga besar dan torsi yang responsif.
Dalam pengenalan kepada wartawan di pabrik HPM, Senin (10/4/2023), Honda e yang dipasarkan di Jepang dengan banderol sekitar Rp 600 juta ini memiliki tenaga maksimal hingga 154 PS. Torsi maksimal 315 Nm serta dukungan sport mode sehingga dapat berakselerasi dari 0-100 km per jam kurang dari sembilan detik.
Wartawan diberi kesempatan untuk mencoba mobil listrik tersebut di arena sirkuit mini yang dimiliki PT HPM. Tenaga dan torsinya yang cukup besar tersebut membuat mobil listrik ini terasa larinya sangat bisa diandalkan. Saat akselerasi dari 0-100 km per jam, baik pengemudi maupun penumpang Honda e terasa seperti hendak terbang saat pedal gas pertama sekali mulai dibejek.
Tak hanya bertenaga, produk BEV Honda ini juga memiliki performa berkendara yang lincah sekaligus stabil karena dirancang dengan desain 50:50 Weight Ratio Distribution, di mana bobot kendaraan terbagi rata di bagian depan tengah dan belakang. Penempatan baterai juga dirancang secara efisien untuk menghasilkan ruang kabin yang lapang dan nyaman bagi penumpang.
Honda melengkapi produk BEV-nya dengan baterai berkapasitas besar dengan pengaturan tenaga yang efisien. Untuk produk Honda e, memiliki kapasitas baterai sebesar 35,5 kWh yang dapat menempuh jarak sejauh 220 km. Pengisian daya baterai pada mobil berada di bagian depan mobil serta sudah dilengkapi dengan fast charging yang mampu mengisi dari 0 – 80 persen dalam waktu 30-36 menit
Untuk semakin meningkatkan efisiensi baterai, produk BEV Honda juga memiliki teknologi Single Pedal Control System di mana teknologi ini memanfaatkan perlambatan untuk meregenerasi tenaga listrik untuk mengisi baterai saat pengemudi melepaskan pedal akselerasi.
Dengan kapasitas battery yang ada, pengguna dapat menggunakan soket listrik 12V DC dan 230V AC untuk menghubungkan berbagai perangkat elektronik yang bisa dilakukan saat pengisian daya. Selain itu, terdapat fitur V2X ataupun vehicle to grid, building and home dimana saat kendaraan dihubungkan kepada Honda Power Manager, kendaraan dapat berperan sebagai stationary battery untuk menyalurkan listrik kepada rumah, bangunan, maupun jaringan listrik lainnya. Layar yang terdapat pada interior mobil juga dapat menampilkan berbagai display seperti tampilan video game maupun smartphone.
Sales Marketing & Business Innovation Director PT Honda Prospect Motor Yusak Billy, mengatakan untuk mewujudkan visi elektrifikasi di Indonesia, Honda mempertimbangkan keragaman karakter dari konsumen Indonesia dengan berbagai jenis gaya hidup serta lingkungan infrastruktur yang berbeda-beda.
“Karena itu, kami memperkenalkan produk-produk yang menggunakan Honda e:Technology sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan konsumen, lingkungan dan infrastruktur yang beraneka ragam. Setiap produk Honda e:Technology juga tetap menawarkan karakter khas Honda yang Fun to Drive, dilengkapi dengan teknologi terdepan dan performa ramah lingkungan,” ujar Billy.
Billy mengatakan Honda berkomitmen untuk mengatasi masalah lingkungan dan energi global dengan berusaha mewujudkan netralitas karbon untuk semua produk dan aktivitas perusahaan pada tahun 2050. Honda menargetkan mencapai 100 persen elektrifikasi untuk semua modelnya secara global pada tahun 2040. Untuk mendukung langkah tersebut, Honda juga telah mengumumkan akan memperkenalkan setidaknya 30 model berbasis elektrik secara global hingga tahun 2030, dengan total produksi menjadi 2 juta unit per tahunnya.
Namun Billy menegaskan, mobil listrik bertenaga baterai Honda e ini tidak dijual di Indonesia. Di pasar Indonesia, Honda akan mulai memasarkan dua model e:HEV (hybrid) pada tahun ini, dan akan diikuti oleh produk-produk elektrik lainnya dalam tahun-tahun mendatang, termasuk yang akan diproduksi secara lokal di Indonesia.