Mengenal Deportivo Palestino, Klub Liga Kasta Tertinggi Cile yang Perjuangkan Palestina
Terdapat 400 ribu orang Cille-Palestina dalam generasi keempat atau kelima mereka.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepak bola tidak hanya dijangkau dari catatan statistik dan hasil akhir. Olahraga kulit bundar juga dapat menghadirkan ekspresi yakni sebagai saran suatu kelompok untuk mendapatkan atensi.
Sepak bola punya arti dan maksud tertentu. Skala awam adalah spanduk dan koreo yang kadang kerap mejeng di tribun stadion penonton. Goresan itu biasanya simbol dari intrik yang sedang terjadi di sekitaran klub.
Sah saja jika sepak bola dijadikan sebuah alat untuk memajukan suatu bangsa pun ideologi. Itu karena jumlah pendukungnya yang masif membuat olahraga yang di pimpin FIFA ini kerap menghadirkan cerita menarik.
Selain kedekatan hubungan antara Inter Milan dengan gerakan kaum kiri yang menghamba kepada teori kontra hegemoni Antonio Gramschi. Eks kapten dan wakil presiden, Javier Zanetti tegas kerap mendukung kaum Zappatista di Meksiko.
Sebuah gerakan kaum buruh dan petani di Meksiko yang anti-globalisasi serta produk neo-liberalisme. Zanetti bahkan mendesak i Nerazzurri untuk gerakan Zapatista tersebut.
Tak ubanya stori di atas, klub asal Chile membuat banyak pecinta sepak bola keliru. Bahwasanya tim Deportivo Palestino dianggap sebuah klub sepak bola asal tanah Gaza.
Mantapnya, klub yang bermarkas di Estadio Municipal de la Cistrena berlaga di kompetisi utama Liga Cile. Lantas Palestino dalam nama klub tersebut merujuk pada sebuah negara di ribuan-mil dari kota Santiago.
Nama itu tak hanya disematkan sebagai identitas klub, tetapi memiliki arti mendalam karena faktor keterkaitan sejarah dengan Palestina.
Dikutip Middle East Monitor, Rabu (12/4/2023) Cile memiliki komunitas diaspora Palestina terbesar di Amerika Latin, ketiga atau keempat terbesar di dunia.
Terdapat 400 ribu orang Cille-Palestina dalam generasi keempat atau kelima mereka. Putra dan putri perintis yang meninggalkan Timur Tengah bertahun-tahun sebelum peristiwa yang mencabik-cabik tanah air mereka.
Klub ini menarik dukungan tidak hanya di Palestina, tetapi juga di seluruh Cile yang diadakan dengan penuh suka cita alias welas asih. Pendukungnya kerap bersorak setiap pencapaian yang didapat oleh tim.
Kebanyakan imigran Palestina menganut dogma pun agama kristen. Pendukung Deportivo Palestino memandang sepak bola sebagai salah satu cara mengintegrasikan dan melestarikan warisan.
Tim berjuluk Tetracolores mendapat sponsor terbesar dari Bank of Palestine. Sejak pendiriannya, klub telah mendapatkan keuntungan dari komunitas yang terintegrasi di Cile.
Kini dengan tragedi yang tengah melanda sepak bola Palestina akibat ulah keji tentara Israel menembak peluru karet dan gas air mata ke area lapangan di pertandingan Balata FC versus Jabal Al gerakan pun dukungan dari berbagai pihak berdatangan.
Akibat serangan itu, sejumlah suporter dan pemain mengalami sesak napas. Bahkam beberapa korban diketahui adalah anak-anak dan wanita dengan laga sempat ditunda selama satu jam.
Banyak pihak menuntut pun mendesak FIFA untuk memberikan sanksi terhadap timnas Israel karena insiden mengerikan itu.