Hongaria dan Rusia Sepakati Jual Beli Migas
Hongaria menandatangani perjanjian baru soal migas Rusia
REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Hongaria menandatangani perjanjian baru untuk memastikan akses energi berkelanjutan dari Rusia. Kesepakatan ini menandai berlanjutnya hubungan diplomatik dan perdagangan Hongaria dengan Moskow di tengah perang Ukraina.
Berbicara pada jumpa pers di Moskow, Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto mengatakan, perusahaan energi negara Rusia Gazprom telah setuju untuk mengizinkan Hongaria mengimpor gas alam melebihi jumlah yang disetujui dalam kontrak jangka panjang yang diubah tahun lalu. Harga gas yang akan mencapai Hongaria melalui pipa Turkstream, akan dibatasi pada 150 euro per megawatt jam.
Kunjungan Szijjarto ke ibu kota Rusia merupakan perjalanan yang tidak biasa bagi seorang pejabat dari negara Uni Eropa. Sebagian besar anggota blok 27 negara itu telah menjauhkan diri dari Presiden Rusia Vladimir Putin atas invasinya ke Ukraina dan berusaha mengalihkan ketergantungan energi dari Moskow.
Pemerintah Hongaria telah melobi Uni Eropa secara besar-besaran agar Rusia dibebaskan dari sanksi yang dijatuhkan terhadap sektor gas, minyak, atau bahan bakar nuklir Rusia. Hongaria juga mengancam akan memveto usulan tindakan Uni Eropa terhadap Moskow.
Szijjarto adalah satu-satunya pejabat dari negara Uni Eropa yang bertemu dengan pejabat Rusia di Moskow sejak perang di Ukraina dimulai lebih dari setahun lalu. Selama di Moskow, Szijjarto bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Rusia untuk Energi Alexander Novak dan Kepala Eksekutif perusahaan energi nuklir negara Rusia Rosatom, Alexey Likhachev. Szijjarto bersikeras bahwa akses ke pasokan energi Rusia sangat penting untuk keamanan Hongaria terlepas dari pertimbangan politik akibat perang.
“Selama masalah pasokan energi adalah masalah fisik dan bukan masalah politik atau ideologis, suka atau tidak suka, Rusia dan kerja sama dengan Rusia akan tetap penting untuk keamanan energi Hongaria,” kata Szijjarto.