Keluarga Bima Yudho Diancam Buntut Kritik 'Dajjal' Jalanan Lampung Rusak
Pelajar WNI di Australia mengkritik Lampung dan ayahnya dipanggil bupati dan polisi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelajar warga negara Indonesia (WNI) asal Lampung di Australia, Bima Yudho Saputro bercerita tentang kegaduhan usai videonya mengkritik kampung halamannya di Lampung viral di media sosial. Dengan logat dan bahasa khas-nya, Bima curhat di akun Instagram @awbimax.
Dalam penjelasannya, Bima mengaku dihubungi polisi untuk dimintai keterangan bahwa dirinya benar menjadi pelajar di luar negeri. Keluarganya juga ikut diperiksa polisi, bahkan dipanggil oleh Bupati Lampung Timur Dawam Rahardjo atas komentar yang dibuatnya.
"Hari ini, keluarga gua kena intervensi dan mereka melakukan profiling. Mencoba mencari-cari kesalahan gue dan memaksa untuk bungkam dengan kebobrokan yang ada," kata Bima melalui reel di Instagram-nya seperti dikutip Republika.co.id di Jakarta pada Jumat (14/4/2023).
"Meminta perlindungan di negara liberal yang lebih open dengan kritikan dan tidak hanya mementingkan satu golongan," kata Bima melanjutkan.
Dia mengaku, ayahnya yang merupakan pegawai negeri sipil (PNS) sampai dipanggil oleh Bupati Lampung Timur. Bima menyebutkan, pemanggilan itu dilakukan dengan alasan untuk memeriksa biaya sekolahnya di Australia.
"Bokap gua PNS biasa golongan. 99 persen dari nyokap gue. Bokap gue gak pernah kirim gua duit. Satu dolar pun gak pernah. Gak bakal cukup juga PN dan hari ini bokap gua dipanggil Lampung Timur sama polisi," kata dia di Instagram Stories @awbimax.
Sebelumnya, Bima pun mempertimbangkan untuk mengambil visa proteksi dan menjadi warga negara Australia. Hal itu diungkapkan Bima melalui video klasifikasinya di TikTok @awbimaxrebron.
Di akun TikTok, Bima mengkritik Provinsi Lampung 'Dajjal' sebagai provinsi yang tertinggal karena melihat infrastruktur tertinggal dalam unggahan video berjudul "Alasan Lampung Gak Maju-maju”. Bima yang berasal dari Lampung mengkritik soal infrastruktur (jalan) yang banyak rusak, dan tidak laik untuk jalan.
Menurut dia, dalam satu kilometer jalan rusak, satu kilometer lagi rusak. Selain itu, banyak jalan-jalan di Lampung yang tambal sulam. Padahal, menurutnya, infrastruktur khususnya jalan paling umum untuk mobilisasi ekonomi. "Tapi, jalan-jalan di Lampung tuh satu kilometer bagus, satu kilometer rusak," ujar Bima.
Akibat kritikannya tersebut, advokat di Lampung, Gindha Ansori Wayka melaporkannya ke pihak kepolisian atas tuntutan menyebar berita hoaks tentang Lampung. Dalam keteranganya, Ginda mengatakan, alasan pelaporannya adalah penggunaan diksi 'dajjal. "Silakan kritik tapi pilihan katanya (diksinya) harus dipilih agar tidak salah," kata Gindha dalam keterangan yang diterima, Rabu (12/4/2023).