Jepang Investasi Rp743 Miliar untuk Pusat Kedaruratan Kesehatan ASEAN

Kesehatan masyarakat menjadi salah satu fokus kerja sama Jepang dengan ASEAN

AP Photo/Heng Sinith
Jepang berkomitmen untuk berinvestasi 50 juta dolar AS (Rp743,73 miliar) untuk pembangunan Pusat Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan Penyakit-Penyakit Baru ASEAN atau ASEAN Center for Public Health Emergencies and Emerging Diseases (ACPHEED).
Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jepang berkomitmen untuk berinvestasi 50 juta dolar AS (Rp743,73 miliar) untuk pembangunan Pusat Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan Penyakit-Penyakit Baru ASEAN atau ASEAN Center for Public Health Emergencies and Emerging Diseases (ACPHEED).

Duta Besar Jepang untuk Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) Kiya Masahiko mengatakan bahwa kesehatan masyarakat menjadi salah satu fokus Jepang dalam meningkatkan kerja sama dengan ASEAN.

"Fokus kerja sama kali ini adalah mengatasi berbagai kemungkinan yang bisa muncul di seluruh sektor, salah satunya kesehatan masyarakat. Meskipun kita saat ini sudah keluar dari pandemi Covid-19, tetapi hal itu bisa terjadi lagi dan kita harus siap menghadapinya," kata Masahiko.

Tahun ini menandai peringatan 50 tahun persahabatan dan kerja sama antara Jepang dan ASEAN. Pertemuan puncak (KTT) peringatan kemitraan 50 tahun ASEAN-Jepang akan digelar di Tokyo pada Desember mendatang.

Fokus kerja sama pada peringatan 50 tahun kerja sama ini salah satunya adalah mempromosikan jaminan kesehatan universal, khususnya terhadap penyakit-penyakit baru yang muncul.

"Oleh karena itu, Jepang berkomitmen untuk investasi 50 juta dolar AS untuk pusat kesehatan ASEAN dalam menangani penyakit-penyakit baru yang muncul," ujar dia.

"Kami berharap pusat kedaruratan kesehatan masyarakat itu dapat segera beroperasi dipimpin oleh ASEAN," kata dia menambahkan.

Dalam pertemuan Menteri Kesehatan ASEAN ke-15 di Nusa Dua, Bali pada Mei 2022 telah disepakati pembentukan Pusat Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan Penyakit-Penyakit Baru ASEAN (ACPHEED) yang diharapkan dapat memperkuat pertahanan negara-negara ASEAN dalam menghadapi potensi pandemi di masa depan.

"Salah satu yang kami setujui, yakni membentuk ASEAN Centre of Public Health Emergencies and Emerging Diseases. Ini akan menjadi pusat kerja sama ASEAN untuk menghadapi potensi wabah ataupun pandemi ke depannya," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi pada 14 Mei 2022.

Ada tiga pilar yang akan menjadi fokus dalam pusat kedaruratan kesehatan tersebut, yakni preventif, deteksi, dan respons.

Sementara itu, Indonesia kini mendapat giliran menjadi Ketua ASEAN tahun ini dengan tema 'ASEAN Matters: Epicentrum of Growth' atau ASEAN Penting: Pusat Pertumbuhan.

Di bawah pilar Epicentrum of Growth, Indonesia berupaya untuk memastikan elemen-elemen penting yang terdiri atas arsitektur kesehatan, ketahanan energi, ketahanan pangan, dan stabilitas keuangan.

KTT ke-42 ASEAN akan digelar pada 9-11 Mei di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler