KIB Gelar Pertemuan Besok, Auto Bubar Jika PAN dan Golkar Usung Capres Beda dengan PPP

PPP hari ini sudah mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai capres yang didukung.

Republika/Prayogi
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan memberikan keterangan usai melakukan pertemuan makan malam di Jakarta pada akhir tahun lalu. Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di ambang bubar setelah PPP mendeklarasikan mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres). (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Antara 

Baca Juga


Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi mengatakan bahwa Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) akan menggelar pertemuan pada Kamis (27/4/2023). Salah satu agendanya adalah membahas usulan bakal calon presiden (capres) dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Pertemuan besok juga disebut akan membahas keberlanjutan KIB untuk menghadapi pemilihan presiden (Pilpres) 2024. "Iya besok akan didiskusikan," jawab Viva saat ditanya apakah pertemuan akan membahas usulan nama bakal capres dan keberlanjutan KIB, Rabu (26/4/2023).

PAN sendiri merasa gembira setelah PPP resmi menyatakan dukungannya kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres). Hal tersebut disebut sudah dikomunikasikan dengan PAN dan Partai Golkar.

"PPP sebelumnya telah melakukan komunikasi dan diskusi dengan PAN dan Golkar karena masih di KIB tentang rencana pengumuman penetapan capres. PAN menghormati keputusan PPP tersebut," ujar Viva.

KIB akan menggelar pertemuan pada Kamis malam. Agendanya adalah silaturahim tiga ketua umum Partai Golkar, PAN, dan PPP. Serta, membahas kebijakan terkait pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Agenda yang dibahas di antaranya soal kebijakan pilpres dan tantangan bangsa ke depan. Untuk tempat silaturahmi, tuan rumahnya adalah Golkar," ujar Viva.

PPP sudah resmi menyatakan dukungannya kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres). Keputusan tersebut merupakan hasil dari rapat pimpinan nasional (Rapimnas) PPP pada Selasa (25/4/2023).

Pengumuman ini dilaksanakan di kediaman Mardiono di Kabupaten Sleman, DIY, Rabu (26/4/2023). Plt. Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono mengatakan, pengusungan Ganjar ini sudah berdasarkan rapat musyawarah yang sudah dilakukan sejak 24 April 2023 kemarin.

"Setelah melalui musyawarah dan diskusi yang mendalam dengan mengucapkan bismillah, PPP memutuskan Bapak Ganjar Pranowo sebagai calon presiden RI pada Pilpres 2024 yang akan datang," kata Mardiono.

Pengusungan Ganjar sebagai capres oleh PPP ini juga didasarkan pada beberapa pertimbangan dalam rapat musyawarah tersebut. Selain itu, juga berdasarkan suara pendukung arus bawah PPP.

"Dan telah diambil juga keputusan ini melalui tata tertib yang diikuti oleh seluruh struktur partai yang berkompeten untuk mengambil keputusan," ujar Mardiono.

Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Muhammad Romahurmuziy ditanya soal KIB setelahnya. Jawabnya, koalisi bersama Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) itu memiliki nama yang berbeda dalam pengusungan capres.

"Auto bubar kalau beda (pilihan capres)," ujar pria yang akrab disapa Romy itu saat dikonfirmasi, Rabu.

"Kalau Partai Golkar dan PAN arahnya sama dengan PPP, ya KIB-nya tambah besar," sambungnya singkat.

Juru bicara Partai Golkar, Tantowi Yahya mengakui bahwa pendeklarasian Ganjar Pranowo sebagai bakal capres oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memang mengubah konstelasi politik. Bahkan, akan berpengaruh kepada KIB.

Sebab, PPP baru saja mendeklarasikan dukungan kepada Ganjar sebagai bakal capres. Gubernur Jawa Tengah itu juga menjadi satu dari sembilan nama yang menjadi usulan PAN lewat rapat pimpinan nasional (Rapimnas) pada 2022.

"Sikap PAN dan PPP yang bisa saja bermuara pada lepasnya mereka dari koalisi adalah tantangan yang sudah kami antisipasi," ujar Tantowi saat dikonfirmasi, Rabu.

Tak dijelaskan secara gamblang apa yang menjadi langkah antisipasi dari Partai Golkar, jika benar PAN dan PPP keluar dari KIB. Namun, ia mengungkit pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Golkar akan ke mana? Saya rasa pertemuan Airlangga dan Aburizal Bakrie dengan Prabowo beberapa hari lalu bisa dijadikan indikasi arah politik ke depan," ujar Tantowi.

 


 

Potensi bubarnya KIB sebelumnya sudah diprediksi oleh sebagian pengamat politik seusai PDIP mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres. Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai, PPP sebagai parpol potensial merapat ke PDIP.

"PPP termasuk yang terkesan potensial merapat ke PDIP, selain karena porsi PPP yang kecil dan tidak miliki pengaruh atas koalisi, sehingga leluasa untuk berada di manapun," ujar Dedi dalam keterangannya kepada Republika, Ahad (23/4/2023).

Namun demikian, porsi kecil PPP ini bisa berubah menjadi kekuatan jika PPP berhasil menggaet Sandiaga Uno sebagai kader dan menawarkan ke PDIP sebagai calon wakil presiden pendamping Ganjar. Sandiaga beberapa waktu terakhir ini disebut-sebut sudah ancang-ancang akan berpindah ke partai berlambang ka'bah tersebut.

"Jika langkah PPP berhasil yakni semisal sukses menggaet Sandiaga, lalu mereka tawarkan ke PDIP untuk dampingi Ganjar, maka PPP menjadi partai kecil paling beruntung, karena bisa menjadi pengusung utama," ujarnya.

Sementara, untuk PAN dan Golkar bisa saja merapat ke koalisi yang dibangun oleh Partai Gerindra dan PKB. Sehingga, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini menilai koalisi besar masih mungkin tetap terwujud.

"Koalisi besar masih mungkin tetap terwujud, tetapi tidak untuk membuat poros kontestasi menjadi dua, kemungkinan tetap akan membentuk tiga poros mengingat PDIP telah tentukan capresnya sendiri," ujar Dedi.

Namun, kata dia, jika PAN dan Golkar merapat ke koalisi Gerindra terdapat posisi sulit bagi kedua partai ini, mengingat kedua partai mengupayakan cawapres.

"PAN cenderung mengupayakan Erick Thohir, sementara Golkar pun akan berusaha usung Airlangga, sementara di Gerindra sudah lebih dulu ada Muhaimin yang juga sama-sama inginkan cawapres, untuk itu wacana koalisi ini masih akan memerlukan waktu," ujarnya.

Karena itu, dia menilai pengusungan Ganjar ini akan mengubah konstelasi poros koalisi. Akan tetapi hanya tidak berdampak ke Koalisi Perubahan.

"Karena sejak awal mereka sudah bersiap akan hadapi PDIP dan Ganjar," ujarnya.

Direktur Eksekutif The Strategic Research and Consulting (TSRC) Yayan Hidayat memperkirakan akan terbentuk tiga poros koalisi pada Pilpres 2024. Prediksinya itu setelah PDIP mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres pada pekan lalu.

"Akan ada (tiga) poros koalisi yang berkontestasi pada pemilihan presiden," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (25/4/2023).

Yayan menjelaskan tiga koalisi itu meliputi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri atas PDIP, Golkar, PPP, dan PAN serta partai non-parlemen PSI dan Hanura dengan mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres. Poros koalisi kedua adalah Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang terdiri atas Gerindra dan PKB dengan mengusung Prabowo Subianto sebagai capres, serta terakhir adalah Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai Nasdem, Demokrat dan PKS dengan mengusung Anies Baswedan sebagai capres.

Namun, kata dia, terdapat pergerakan politik yang dapat memengaruhi utak-atik poros koalisi tersebut. Seperti sinyal bergabungnya Sandiaga Salahuddin Uno ke PPP setelah resmi keluar dari Gerindra.

Yayan menjelaskan fenomena keluarnya Sandiaga Salahuddin Uno dari Gerindra menyimbolkan dua hal. Pertama, bergabungnya Sandiaga ke PPP akan membuka ruang lebar bagi Sandiaga untuk melenggang maju sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo.

Kedua, bergabungnya Sandiaga ke PPP adalah upaya Sandiaga untuk mendekatkan PPP ke Gerindra dan Sandiaga mendapat tiket politik sebagai cawapres bagi Prabowo Subianto. "Bagi saya, dua hal ini bisa saja melatarbelakangi keputusan politik Salahuddin Uno," ujarnya.

Menurut dia, keputusan Sandiaga tersebut tentu akan memengaruhi konstelasi politik pembentukan koalisi. Apalagi jika kondisi yang sama juga akan terjadi dengan PKB bila Ketua Umumnya Muhaimin Iskandar tidak punya peluang untuk diusung menjadi cawapres.

"PKB juga berpeluang keluar dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya jika Ketua Umumnya tidak menjadi sebagai cawapres. Tentunya PKB akan mendorong pembentukan poros koalisi nasionalis-religius dengan bergabung ke PDIP karena kecewa pada Prabowo dan Gerindra," katanya menegaskan.

 

elektabilitas bakal cawapres menurut survei. - (infografis Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler