Gelombang Pertama Evakuasi WNI dari Sudan Diterbangkan ke Tanah Air

Pemulangan gelombang pertama WNI ini menggunakan penerbangan reguler Garuda Indonesia

AP Photo/Petros Karadjias
Evakuasi warga negara asing dari Sudan. Gelombang pertama sebanyak 390 warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Sudan telah diterbangkan ke Tanah Air dari Jeddah, Arab Saudi.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelombang pertama sebanyak 390 warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Sudan telah diterbangkan ke Tanah Air dari Jeddah, Arab Saudi. Duta Besar RI untuk Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad didampingi Konsul Jenderal RI di Jeddah Eko Hartono melepas keberangkatan ratusan WNI tersebut dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, pada Kamis (27/4/2023) pukul 15.00 waktu setempat.

Baca Juga


"Hari ini sebagian WNI yang sudah dievakuasi kemarin melalui jalur laut dan jalur udara akan dipulangkan secara bergelombang ke Tanah Air," ujar Dubes Aziz dalam keterangan tertulis KBRI Riyadh.

"Beberapa dari WNI evakuasi jalur udara tadi malam yang menggunakan kursi roda mendapatkan prioritas untuk diterbangkan hari ini," kata dia menambahkan.

Pemulangan gelombang pertama WNI ini menggunakan penerbangan reguler Garuda Indonesia GA991. Sehari sebelumnya pada 26 April 2023, terdapat dua gelombang evakuasi WNI dari Sudan, yaitu sebanyak 557 WNI melalui jalur laut dengan menggunakan kapal MV Amanah berbendera Arab Saudi dan 110 WNI via jalur udara dengan menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara.

Dari data tersebut, tercatat total sebanyak 667 WNI telah dievakuasi dari Sudan ke Jeddah. "Seluruh WNI evakuasi Sudan masuk ke Arab Saudi menggunakan visa darurat kemanusiaan akan dipulangkan ke Indonesia secara bertahap," kata Aziz.

Dia pun menegaskan bahwa Arab Saudi hanya menjadi negara transit para WNI tersebut sebelum dipulangkan ke Indonesia. "Mereka tidak diizinkan tinggal lebih lama di Arab Saudi," tutur Azis.

Pemerintah berencana memulangkan WNI lainnya yang telah dievakuasi pada 29 April mendatang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler