Naskah Khutbah Jumat: Nikmatnya Surga, Pedihnya Neraka

Akhirat itu lebih baik.

EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Ilustrasi Muslim. Naskah Khutbah Jumat: Nikmatnya Surga, Pedihnya Neraka
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ilham Lukmanul Hakim, Pengelola Balai Kesejahteraan Sosial Anak MPS PWM DIY

اْلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًا أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Segala puji bagi Allah, Tuhan pemilik seluruh alam. Penguasa samudera anugerah yang manusia rasakan selama masa. Tiadalah ada satu titik nikmat yang seorang insan dapatkan, kecuali adalah ketetapan dan karunia Allah yang maha rahman dan rahim. Insyaflah hati, mengucaplah lisan dengan untaian kalimat syukur alhamdu lillahi rabbil ‘alamin.

Baca Juga


Shalawat serta salam tercurah dan terlimpah kepada junjungan umat manusia, Nabi dan Rasul terakhir, Muhammad saw. Tidak ada kepada siapapun percontohan terbaik bagi anak cucu Adam kecuali padanya.

Hendaklah kita bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, sehingga kita dapat kembali dalam keadaan berislam.

Hadiri sidang Jum’at yang berbahagia,

Dalam hadis riwayat muslim nomor 2807, dari Anas bin Malik Rasulullah bersabda:

… يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُصْبَغُ فِي النَّارِ صَبْغَةً ثُمَّ يُقَالُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيمٌ قَطُّ فَيَقُولُ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ …

… “Orang termewah sedunia yang termasuk penghuni neraka didatangkan pada hari kiamat lalu dicelupkan sekali ke neraka, setelah itu dikatakan padanya: ‘Wahai anak cucu Adam, apa kau pernah melihat kebaikan sedikit pun, apa kau pernah merasakan kenikmatan sedikit pun? ‘ ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah, wahai Rabb.’ …

Ada orang yang paling memiliki kemewahan sedunia dan termasuk penduduk surga, ada juga orang yang paling memiliki kemewahan dibanding manusia lainnya namun termasuk ahli neraka. Alih-alih segala fasilitas yang Allah berikan tersebut membawanya menempuh jalan takwa, justru malah ia gunakan untuk kesia-siaan dan maksiat.

Karena kikir, harta tak pernah keluar untuk zakat dan membantu tetangga. Karena jahat, tubuh sehat dan kuat digunakan untuk menyakiti sesama.


Umur panjang tidak mengubah kenyataan apabila ia dimasukkan ke dalam neraka, segala bekas kenikmatan yang ia rasakan sepanjang hidup di dunia lenyaplah sudah, hilang hingga sampai pada ingatan, rambut memutih seakan tak pernah hitam, 60 tahun hidup di dunia dalam kemewahan hapus seketika karena sekejap mata saja, sekali saja, dicelupkan ke dalam neraka.

Hilang jejak-jejak kebaikan yang pernah ia lihat dan rasakan karena begitu hebatnya siksa. Seakan ia tak pernah melihat satupun seumur hidupnya. Seolah tak pernah melihat anak yang ia cintai, senyum orang tua yang ia sayangi, perhiasan bertahta permata yang ia usahakan.

Merasakan nasi yang hangat dan lembut yang ia santap, pasir pantai yang ia tapak, hangat sinar mentari yang menimpa kulit di pagi hari bersamaan dengan udara segar pegunungan dengan suara burung pipit yang menyenangkan telinga.

Sebagaimana tidak berartinya jarak yang dapat ditempuh manusia dalam satu detik jika dibandingkan dengan kecepatan cahaya, nampaknya kemewahan seumur hidup yang mengorbankan akhirat tidak sebanding dengan setitik akibat yang akan di terima di akhirat kelak.

…وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ فَيَقُولُ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطُّ وَلَا رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ.

…Kemudian orang paling sengsara di dunia yang termasuk penghuni surga didatangkan kemudian ditempatkan di surga sebentar, setelah itu dikatakan padanya: ‘Hai anak cucu Adam, apa kau pernah melihat kesengsaraan sedikit pun, apa kau pernah merasa sengsara sedikit pun? ‘ ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah, wahai Rabb, aku tidak pernah merasa sengsara sedikit pun dan aku tidak pernah melihat kesengsaraan pun‘.”



Sebaliknya, kesulitan, penderitaan, kesengsaraan yang dialami oleh seorang hamba dalam kesabaran, meskipun ia adalah salah satu yang paling sengsara diantara seluruh umat manusia di dunia, tidak sebanding dengan setitik nikmat yang ia dapatkan sebagai balasan yang Allah janjikan di akhirat kelak.

Nikmat yang ia dapatkan di surga dalam waktu sebentar itu telah menghilangkan segala bekas kesengsaraan yang dialami jiwa dan raganya. Bukan lagi sembuh semua luka itu, namun ia kembali tumbuh seakan tak pernah mengalami satu penderitaanpun.

Yang tersisa dalam kenangannya ialah kenikmatan tidak berujung yang baru saja ia rasakan. Kenikmatan yang memuaskan jiwa dan seluruh indera dalam raga, dan lebih lagi dari itu.

Kesengsaraan hebat yang ia lihat dan rasakan selama hidup telah menjadi bagian yang tidak berarti, bahkan untuk sekadar mendapat tempat dalam ingatan. Sebagaimana kecilnya manusia diantara berpuluh ratus miliar bintang raksasa di alam semesta.

Demikianlah Allah telah berfirman, bukankah Allah telah melapangkan untuk kita dada kita, dan mengangkat beban yang memberatkan kita (QS. Al-insyirah 94: 1-2). Menerangkan bahwa akhirat itu lebih baik, dan Allah kelak akan memberikan karunia-Nya sehingga hambanya menjadi puas (QS. Adh-Dhuha 93 : 4-5).

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتُهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

KHUTBAH KEDUA

اْلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

اْلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِميْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ والْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ فَيَاقَاضِيَ الْحَاجَاتِ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْئَلُكَ عِلْمًا نَفِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

sumber : https://suaramuhammadiyah.id/2023/04/27/nikmatnya-surga-pedihnya-neraka/
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler