Bahlil: Saya Bahagia, Kini Investasi di Luar Jawa Lebih Banyak
Bahlil proyeksi investasi luar Jawa akan lebih besar karena beberapa hal.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, realisasi investasi di Jawa dan luar Jawa sudah sangat berimbang. Ia menyatakan, kini tidak ada lagi Jawa sentris.
Data Kementerian Investasi menyebutkan, dari total realisasi investasi pada kuartal I 2023 sebesar Rp 328,9 triliun, sebaran realisasi investasi di luar Pulau Jawa mendominasi sebesar Rp 172,9 triliun atau 52,6 persen. Angka itu meningkat 16,3 persen year on year (yoy) dari periode sama pada 2022.
Sementara, realisasi investasi di Jawa pada periode tersebut tercatat Rp156 triliun atau sebesar 47,4 persen dari total capaian realisasi investasi. Angka tersebut juga tercatat tumbuh 16,7 persen (yoy).
"Satu kebahagiaan kalau saya berhenti jadi Menteri Investasi, dari Indonesia merdeka sampai 2020 (realisasi investasi) di Jawa lebih banyak. Sekarang lebih banyak di luar Jawa dari 2020 sampai sekarang luar pulau Jawa meningkat terus," ujar Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (28/4/2023).
Maka, lanjut dia, tidak akan banyak kecemburuan antara Jawa dan luar Jawa. Ia bahkan memprediksi, ke depannya investor akan memilih berinvestasi di luar Pulau Jawa.
Bahlil menyebutkan, ada beberapa faktor yang membuat investor kini lebih tertarik berinvestasi di luar Jawa. Di antaranya infrastruktur dan arus logistik di sana yang sudah semakin baik, biaya tenaga kerja jauh lebih murah, serta bahan baku yang lebih baik di luar Jawa.
Disebutkan, sepanjang periode Januari-Maret 2023, realisasi investasi paling banyak yaitu di Jawa Barat, nilainya Rp 50 triliun. Diikuti oleh Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, dan Banten.
Khusus untuk capaian realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) provinsi Sulawesi Tengah kembali tercatat sebagai lokasi dengan realisasi PMA tertinggi yaitu sebesar 1,9 miliar dolar AS. Disusul oleh Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, serta Riau.
Sementara untuk realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), provinsi Jawa Barat mencatatkan realisasi tertinggi sebesar Rp 21,9 triliun. Diikuti oleh DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Riau.
Bahlil melanjutkan, pada periode kuartal I 2023 ini, realisasi PMA pada sektor manufaktur khususnya industri logam menempati urutan pertama yaitu sebesar 2,9 miliar dolar AS. "Hal tersebut menunjukkan, kebijakan pemerintah melalui program hilirisasi sumber daya alam telah berdampak positif terhadap capaian kinerja investasi di tahun 2023,” dia.